Mohon tunggu...
Doni Ekasaputra
Doni Ekasaputra Mohon Tunggu... Dosen - Jebolan Mahad Aly Situbondo

Mengolah rasa menuju cinta-Nya

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Gerak Hati Mendapat Dosa

23 April 2021   15:39 Diperbarui: 23 April 2021   15:46 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi saat Diskusi Kitab Ihya Ulumiddin di Kantor Adeeva Group

Mulanya, Imam Ghazali merasa musykil karena beberapa ayat Alquran dan Hadis nabi seperti kontradiksi. Kesan kontradiksi ini nampak terbaca saat dua dalil primer tersebut membincangkan  gerak-gerik hati sanubari.

Narasi bahwa gerak-gerik hati bebas, tidak terjangkau oleh hukum (dosa/pahala) ditunjukkan oleh banyak dalil. Namun, banyak juga dalil mengatakan sebaliknya.

Satu misal hadis nabi berikut ini.

"Bisik hati umatku ditoleransi oleh Allah Swt selama tidak terucap atau tidak dilakukan"

Hadis ini menjadi landas pijak bahwa bagaimana pun gerak laku hati manusia, ia tidak menjadi soal di sisi Allah Swt. Allah Swt memberikan dispensasi jika darinya terbesit bisikan kejahatan atau keburukan"

Beda cerita jika hadis di atas disanding dengan firman Allah Swt:

"Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki..." (Al-Baqarah ayat 284)

Ayat ini menjadi dalil bahwa semua bentuk gerak hati manusia tidak luput dari sanksi atas keburukan yang diperbuatnya.

Kasat mata, ayat ini tentu  bertentangan dengan hadis di atas. Di sinilah kemusykilan Imam Ghazali bermula. Namun hematnya, dalil-dalil tersebut bisa dikompromikan satu sama lainnya walau agak rumit. Butuh ketelitian dan berfikir keras untuk bisa mengurai kerumitan tersebut.

Lebih lanjut, untuk bisa mengurai kusut persoalan ini, ulama berjuluk hujjatul Islam ini membagi empat  tahapan psikologis  hati manusia sebelum melakukan suatu perbuatan.

Tahap pertama ia sebut khatir atau hadis al-nafs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun