"Dakwah adalah Cinta", ujar beliau.
"Dan cinta akan meminta semuanya darimu, sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah, tentang umat yang kau cintai."
Tak hanya pesan itu. Sebuah contoh nyata yang telah di ceritakan para pendahulu dakwah ini, yang membuktikan bahwa ia lebih mencintai dakwahnya di atas segalanya. Beliaulah Ust. Hasan Al Banna (Semoga Allah merahmati dan menyayangi ruh beliau).
Suatu hari anaknya sakit. Demam yang amat sangat. Padahal pada saat itu ia ada tugas dakwah yang mengharuskannya keluar rumah.
"Haruskah kau pergi padahal anak kita demamnya sangat tinggi ?", Istri sang Imam itu bertanya saat dipamiti setelah sang Imam menginggalinya obat penurun panas.
"Istriku, kalau tidak pergi, apakah anak kita akan sembuh ?", Hasan Al Banna balik bertanya.
"Tidak," jawab sang Istri. "Tapi bagaimana jika dia meninggal ?"
"Kakeknya lebih tahu bagaimana cara memandikan dan mengkafaninya."
Allahu Akbar !
Adakah cinta kita pada level seperti ini ?
Jika cinta kepada lawan jenis mampu mengubah manusia menjadi kreatif, cerdas, dan berdaya secara ekonomi serta berani menanggung resiko dan bertanggung jawab, harusnya Cinta Dakwah akan membawa efek yang sama, bahkan lebih besar dari itu semua.