Festival Perahu Naga, atau yang dikenal dengan nama Duanwu Festival, merupakan salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tionghoa. Festival ini dirayakan setiap tahun pada tanggal 5, bulan 5 dalam kalender lunar. Pada tahun ini, festival ini jatuh pada tanggal 10 Juni kemarin.
Festival ini tidak hanya penuh dengan tradisi dan sejarah, tetapi juga dipenuhi dengan berbagai kegiatan menarik yang mampu mencuri perhatian baik masyarakat lokal maupun internasional. Apa saja yang menarik dari festival perahu naga 2024 ini, kita akan mengulasnya berikut ini.
Sejarah dan Legenda di Balik Festival Perahu Naga
Salah satu aspek paling menarik dari Festival Perahu Naga adalah sejarah dan legenda yang melatarbelakanginya. Festival ini diyakini berasal dari lebih dari 2.000 tahun yang lalu dan terkait erat dengan kisah Qu Yuan, yaitu seorang penyair dan menteri setia dari negara Chu.
Selama periode peperangan di Tiongkok kuno. Qu Yuan sangat terkenal karena jiwa patriotik dan dedikasi kepada negaranya. Saat itu, ketika negaranya kalah perang dan jatuh ke tangan musuh, Qu Yuan merasa sangat terpukul dan akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke Sungai Miluo.
Ini menjadi legenda yang terkenal terutama dikalangan penduduk setempat. Ketika Qu Yuan menceburkan diri ke sungai, mereka berusaha keras untuk menyelematkannya atau sekedar ingin menemukan jenazahnya.Â
Mereka beramai-ramai naik perahu di sungai dengan membunyikan drum dan memukul-mukul air dengan dayung dengan maksud untuk menakut-nakuti ikan dan roh jahat agar tidak menyentuh tubuh Qu Yuan.Â
Dari sinilah diyakini tradisi balap perahu naga itu berawal. Dengan mempelajari sejarah dan cerita di balik festival ini, dapat memberikan makna yang lebih dalam dan menjadikannya lebih dari sekadar perayaan tahunan.
Balap Perahu Naga: Adrenalin dan Kerja Sama Tim
Balap perahu naga adalah salah satu acara paling dinanti-nantikan selama Festival Perahu Naga di Cina. Perlombaan ini melibatkan perahu panjang yang dihiasi dengan kepala dan ekor naga. Tim yang terdiri dari beberapa pendayung akan bekerja sama mengayuh perahu mereka dengan ritme yang diatur oleh seorang penabuh drum yang duduk di depan perahu.
Perlombaan ini bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang kerja sama tim dan koordinasi. Setiap pendayung harus mengayuh secara sinkron untuk memastikan perahu melaju dengan cepat dan stabil. Suara drum yang berdetak cepat menambah semangat dan adrenalin, baik bagi peserta maupun penonton.Â
Pada tahun ini, berbagai kota di Tiongkok dan juga seluruh komunitas Tionghoa di seluruh dunia akan mengadakan balap perahu naga serupa, dan akan menarik perhatian banyak pengunjung yang ingin menyaksikan atau bahkan ikut serta dalam perlombaan yang seru ini.
Kuliner Tradisional: Kenikmatan Zongzi
Festival Perahu Naga tidak lengkap tanpa menikmati Zongzi, makanan khas yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun bambu. Zongzi bisa memiliki berbagai isian, dari yang manis seperti pasta kacang merah hingga yang gurih seperti daging babi atau jamur. Tradisi makan zongzi juga memiliki kaitan erat dengan legenda Qu Yuan.
Konon, penduduk setempat membuang nasi ke sungai untuk memberi makan ikan agar tidak memakan tubuh Qu Yuan. Membuat dan makan zongzi bersama menjadi bagian yang penting dari perayaan ini, di mana seluruh keluarga berkumpul untuk membuat makanan ini bersama-sama, mempertahankan resep dan teknik yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada Festival Perahu Naga yang berlangsung pada tahun ini, terdapat berbagai varian zongzi akan ditawarkan di pasar-pasar  dan  memberikan kesempatan bagi semua orang untuk menikmati lezatnya kuliner ini.
Dekorasi dan Tradisi: Mengusir Roh Jahat
Selain balap perahu naga dan makan Zongzi, ada beberapa tradisi lain yang membuat Festival Perahu Naga semakin menarik. Salah satunya adalah menggantungkan calamus dan mugwort di pintu dan jendela rumah.Â
Tanaman-tanaman ini dipercaya memiliki khasiat medis dan digunakan untuk mengusir roh jahat serta penyakit. Tradisi ini menunjukkan pentingnya kesehatan dan keselamatan bagi masyarakat Tionghoa, terutama pada awal musim panas ketika penyakit lebih mudah menyebar.
Selain itu, anak-anak sering diberi Xiang Bao yaitu kantong parfum berisi ramuan aromatik yang dijahit menjadi desain yang indah. Kantong ini diyakini melindungi mereka dari roh jahat dan penyakit. Warna-warna cerah dan desain menarik dari kantong parfum ini menambah keceriaan perayaan dan sekaligus melestarikan elemen budaya yang kaya.
Pertunjukan Budaya dan Kesenian
Selama Festival Perahu Naga, berbagai pertunjukan budaya dan kesenian diadakan untuk merayakan warisan Tionghoa. Pertunjukan ini bisa berupa tari tradisional, opera Tionghoa, musik tradisional, dan pameran seni rupa. Festival ini juga menjadi ajang bagi para seniman lokal untuk menampilkan bakat mereka dan bagi masyarakat untuk menikmati dan menghargai seni dan budaya Tionghoa.
Pada tahun ini  terlihat adanya peningkatan dalam kualitas dan keragaman pertunjukan, seiring dengan semakin populernya festival ini di kalangan masyarakat internasional.Â
Pertunjukan-pertunjukan ini tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, memberikan wawasan tentang tradisi dan nilai-nilai Tionghoa kepada generasi muda dan pengunjung dari berbagai latar belakang.
Festival Internasional
Hal lainnya yang menarik dari Festival Perahu Naga adalah bagaimana perayaan ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Di banyak negara termasuk di Indonesia, komunitas Tionghoa juga mengadakan balap perahu naga dan acara-acara budaya lainnya untuk merayakan festival ini.Â
Ini mencerminkan semangat inklusivitas dan keterbukaan budaya Tionghoa, serta memberikan kesempatan bagi orang-orang dari berbagai latar belakang untuk merasakan dan menghargai kekayaan budaya Tionghoa.
Perlombaan perahu naga internasional juga dilaksanakan diberbagai kota di dunia seperti di Vancouver Kanada, Sydney Australia, dan Singapura, sangat menarik banyak peserta dan penonton dari berbagai negara. Acara-acara ini bukan hanya tentang balapan, tetapi juga tentang memperkuat hubungan antar budaya dan mempromosikan pemahaman dan persahabatan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H