Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karakter Orang Belanda di Masa Kolonial

1 Juni 2023   22:29 Diperbarui: 1 Juni 2023   22:31 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Harmonie sebagai tempat untuk berpesta dan berdansa orang Belanda (foto: republika.com)

Jika ada pertanyaan, "Berapa tahun Indonesia dijajah oleh Belanda?" Hampir semua orang pasti menjawab :,"350 tahun". Padahal pada kenyataannya tidaklah demikian. 

Untuk meluruskan sejarah, bahwa bangsa Belanda pernah berada di negara kita memang kurang lebih selama 350 tahun, yaitu sejak VOC pertama kali mendarat di Banten pada tahun 1596. Namun untuk masa penjajahan (kolonial) berlangsung sejak tahun 1800 yaitu saat Belanda pertamakali menguasai Aceh dan berakhir pada tahun 1942..  Jadi dengan demikian,  sesunguhnya bangsa Indonesia mengalami masa kolonial Belanda bukan selama 350 tahun tetapi sekitar 142 tahun.

Meski demikian, masa kolonial Belanda selama 142 tahun tersebut terasa amat panjang, setidaknya telah dialami oleh rakyat kita selama  2 atau 3 generasi. Tak heran jika perilaku dan sifat orang-orang Belanda dapat diketahui oleh rakyat kita terutama di masa penjajahan.

Karakter Orang Belanda Sebagai Penjajah

Semua bangsa penjajah sudah pasti akan menyengsarakan rakyat yang dijajahnya. Demikian juga bangsa Belanda saat menjajah kita. Terlepas dari kekejaman bangsa Belanda sebagai bangsa penjajah, orang Belanda pada masa kolonial memiliki perilaku dan karakter yang unik antara lain sebagai berikut :

1. Menyukai Taman dan Air

Mungkin karena mereka berasal dari negeri di bawah air atau 'nederland' yang berarti 'tanah rendah' maka mereka selalu ingin berada di sekitar air. Oleh sebab itulah maka orang Belanda selalu mencari daerah yang terdapat sungai atau danau kecil sebagai tempat tinggal mereka. Coba anda perhatikan, misal di Jakarta, dulu Batavia, bangunan-bangunan penting Belanda selalu berdekatan dengan aliran sungai.

Selain itu orang Belanda sangat menyukai taman bunga. Tak heran jika lingkungan di sekitar pemukiman tentara Belanda selalu dibangun sebuah taman bunga, meski dengan ukuran yang kecil.

Orang Belanda sangat menyukai Taman (foto : kompas.com)
Orang Belanda sangat menyukai Taman (foto : kompas.com)

2. Sifat Feodal 

Sebagaimana diketahui, Belanda adalah sebuah negara yang dipimpin oleh seorang Ratu. Sebagai sebuah negara kerajaan, bangsa Belanda memiliki sifat feodal, apalagi mereka sebagai bangsa penjajah. Sebagai buktinya bisa di lihat dari perilaku pejabat Belanda yang menganggap diri mereka bagai seorang Raja dan kita sebagai pribumi hanya dianggap sebagai budak atau jongosnya. Pada setiap aturan yang mereka buat, unsur feodalisme sangat terasa yang mana selalu membedakan kelas atau kasta antara bangsa Belanda dan pribumi. Misalnya untuk bisa memasuki suatu gedung atau wilayah tertentu, orang Belanda melarang pribumi masuk, kecuali para bangsawan pribumi masih diperbolehkan. Juga untuk masuk ke dalam fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, kereta api dll, mereka lebih mengutamakan untuk bangsa mereka sendiri.

Kereta api khusus untuk orang Belanda saja. (foto : kaskus.com)
Kereta api khusus untuk orang Belanda saja. (foto : kaskus.com)

3. Suka kehidupan mewah, berpesta dan berdansa

Bangsa Belanda di masa kolonial, sangat menyukai pesta dan berdansa sambil mendengarkan alunan musik. Namun demikian jika sedang berpesta, mereka tidak melakukannya di tempat terbuka atau di sembarang tempat. Mereka membangun tempat atau gedung khusus yang mana memang difungsikan untuk tempat mereka mengadakan pesta.

Orang belanda suka berdansa (foto:sindonews.com)
Orang belanda suka berdansa (foto:sindonews.com)

Hal ini dapat di telusuri dari bangunan peninggalan Belanda seperti misalnya di Jakarta (batavia dulu) pernah dibangun gedung 'Societeit Harmonie' sebagai tempat khusus bagi para pejabat Belanda untuk menunjukkan kemewahan dan berpesta pora. Namun sayang gedung ini sudah tak berbekas dan hanya tinggal kenangan, sebab telah di robohkan pada tahun 1984.

Tak hanya di jakarta, di semua daerah dimana terdapat koloni orang-orang Belanda, misalnya di pabrik-pabrik gula di Jawa Timur, atau di daerah pertambangan atau perkebunan lainnya, orang Belanda selalu membangun sebuah kompleks khusus untuk tempat tinggal mereka.  

Bahkan mereka membangun kompleks rumah tinggal yang dikelilingi oleh tembok tinggi, sehingga terkesan sangat eksklusif dengan penjagaan yang sangat ketat. Tentu saja orang pribumi dilarang masuk ke area ini. Pada kompleks perumahan tersebut selalu terdapat sebuah gedung khusus, mereka menyebutnya 'soos' yang mana hanya digunakan khusus untuk berpesta.

Gedung Harmonie sebagai tempat untuk berpesta dan berdansa orang Belanda (foto: republika.com)
Gedung Harmonie sebagai tempat untuk berpesta dan berdansa orang Belanda (foto: republika.com)

4. Rumah dengan jendela dan pintu yang besar

Orang Belanda jika membangun rumah, selalu dengan plafon yang tinggi dengan daun jendala dan banyak pintu yang lebar. Biasanya pada setiap bangunan rumah pejabat Belanda, terdapat minimal sepasang daun jendela dengan ukuran besar  pada setiap kamarnya. Selain itu juga terdapat pintu dengan ukuran besar, yang terletak di depan, samping dan belakang rumah.

Dengan banyaknya jendela dan pintu berukuran besar ini, dimaksudkan agar tercipta sirkulasi udara yang lancar sehingga mereka merasa nyaman dan sejuk saat berada di dalam rumah. Mengingat bangsa Belanda berasal dari Eropa yang tak betah di ruangan yang panas dan gerah.

Rumah peninggalan Belanda, selalu memiliki jendela dan pintu yang lebar. (foto: ciamis.info)
Rumah peninggalan Belanda, selalu memiliki jendela dan pintu yang lebar. (foto: ciamis.info)

5. Meremehkan Pribumi

Sebagai bangsa penjajah, orang Belanda selalu berusaha merendahkan martabat orang pribumi dan menganggapnya sebagai budak. Mereka tidak mau bangsa kita menjadi pintar, sebab mereka takut, jika rakyat menjadi pintar maka akan mengadakan perlawanan. Seiring perjalanan waktu, memang pada akhirnya bangsa kita mulai bangkit dan memberikan perlawanan dan terus berusaha mengusir orang-orang Belanda itu agar kembali ke negerinya.

Demikianlah semoga bisa menambah pengetahuan..

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun