Pihak Manajemen Radio Republik Indonesia (RRI) tampak senang dan bangga sebab mereka telah mengantongi hak siar pertandingan sepakbola Piala Dunia 2018 yang akan berlangsung pada bulan Juni mendatang.
Membaca berita itu saya sempat berpikir, apa urgensinya?
Sedangkan disisi lain kemajuan media visual saat ini, baik melalui siaran langsung televisi maupun internet (streaming) sudah sedemikian maju?
RRI sebagai satu-satunya media informasi audio milik pemerintah seharusnya lebih mementingkan untuk memajukan bidang-bidang yang lebih strategis ketimbang menyiarkan pertandingan bola secara langsung. Lagi pula, hari gini menyaksikan siaran langsung pertandingan bola melalui radio?
Jangan hanya karena RRI punya jaringan stasiun radio yang tersebar di berbagai penjuru nusantara saja, tapi pertimbangkan pula dari segi pembiayaannya. Kemudian yang lebih penting lagi adalah bagaimana cost & benefitnya. Apakah sudah sesuai dengan maksud dan tujuan atas keberadaan RRI sebagai lembaga penyiaran sebagai corong pemerintah?
Jangan hanya ingin dibilang 'WAH' atau orang betawi bilang, "BIAR TEKOR ASAL KESOHOR"
Masih banyak persoalan yang perlu dibenahi di negeri ini, terutama masalah pemerataan ekonomi, kesenjangan sosial, kesahatan, kemanusiaan dll yang seharusnya lebih diutamakan. Menyiarkan secara langsung PD 2018 hanya memanjakan kalangan pecinta bola semata dan itupun bukan untuk mendukung tim kesebelasan nasional kita.
Bukan berarti saya anti bola atau melarang para pecinta bola untuk menonton siaran langsung PD 2018, namun yang patut disayangkan adalah kenapa RRI justru membuang-buang' waktu dan biaya untuk hal yang tidak penting.
Lebih jauh, kira-kira apa yang bisa diperoleh dari hasil program hak siar PD 2018 itu? Apakah demi mengejar keuntungan materiil? Apakah punya tujuan hanya sekadar untuk mempopulerkan nama RRI di mata internasional, ataukah hanya ingin membuat rakyat bersorak-sorai dan bergembira-ria saat menyaksikan kesebelasan negara lain sedang bertanding?
Disisi lain, para pecina bola tentu lebih nyaman menyaksikan siaran langsung PD 2018 tersebut melalui media visual. Bisa saja dengan berlangganan TV kabel, melalui internet streaming atau lebih meriah lagi dengan menonton layar lebar pada acara 'NOBAR' yang banyak digelar di berbagai tempat.
Jadi jika ditimbang-timbang, saya rasa program RRI menyiarkan PD 2018 ini tampak mengada-ada dan demi popularitas semata.
Atau jangan2 para Direksi dan reporternya ingin sekalian jalan jalan ke Rusia sambil menyaksikan pertandingan secara langsung?.
Siapa tau nanti ketemu dengan Fadli Zon dan Putin di sana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H