Terakhir dia katakan bahwa warga Jakarta menilai AHOK telah melayani warga namun dianggap tidak baik. Eep disini telah mencampuradukkan dua peristiwa yang tak sama konteksnya.
AHOK bersikap tidak baik, antara lain dengan berbicara keras dan kotor, menurutnya, tentu ada konteksnya, yaitu sebagai ungkapan kekesalannya kepada oknum pejabat yang suka melanggar hukum dan pelaku korupsi, Sebatas itu saja, dan menurut saya memang sudah sepantasnya jika para koruptor dan pelanggar hukum itu disebut dengan kata 'Bajingan', 'Bangsat' dlsb.
Coba saksikan sendiri melalui videonya, mana pernah AHOK memaki-maki orang yang berbuat baik dan benar? Justru AHOK menunjukkan hati yang mulia dengan membantu setiap warga miskin yang membutuhkan pertolongan. AHOK tak segan mengeluarkan uang pribadi untuk membantu warga, tanpa ada pamrihnya.
AHOKpun juga tak peduli kepada siapapun yang melanggar aturan, terutama para pejabat koruptor dan penyalahgunaan wewenang, Sudah pasti mereka akan didamprat olehnya. Itu memang karakter AHOK yang tegas dan tanpa kompromi kepada yang bersalah, dan membela pihak yang benar.
Pada penghujung tulisannya, Eep bahkan memberi analogi yang sungguh melenceng sbb :
"Analogi tentang Ahok yang melayani tapi tidak baik itu. Ahok punya kewajiban membuatkan sarapan buat saya, dan saya berhak mendapatkan sarapan yang dia siapkan. Saya duduk di meja menunggu sarapan saya. Ahok datang. Sambil meletakkan piring makanan dan gelas minuman di depan saya, sambil melotot Ahok membentak saya: "Bangsat! Maling! Itu sarapan kamu! Makan situ!"
Analogi ini aneh dan lucu menurut saya, bahkan kalau boleh saya katakan Eep hanya mengada-ada dan mencari-cari keburukan AHOK. Mana pernah AHOK melakukan perbuatan seperti yang dianalogikan oleh Eep tersebut?
Jadi, kesimpulannya, sejak awal hingga akhir dari apa yang ditulisnya itu, saya menilai Eep ini sebatas membela secara membabi buta demi kliennya semata. Sama sekali tidak mendidik dan seolah merasa dirinya adalah orang yang paling pintar.
Oleh sebab itu, jika saya katakan bahwa analisisnya adalah sebatas sampah yang berserakan, itu hal yang wajar saja..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H