Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terjatuh ke Titik Nadir

12 Desember 2015   00:37 Diperbarui: 12 Desember 2015   00:53 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tak sadarkan diri akan gemerlap mahkota di atas kepala
seiring langkah bersama menuju meja perundingan rahasia
dua wajah yang bersembunyi di balik topeng pahlawan rakyat
selembar baju kebesaran telah merobek kemurnian martabat

seorang yang sedang terbentur dua kepentingan yang berbeda
berbekal tekad bulat berjalan sendiri merajut tali konspirasi
bagai pemburu memasang perangkap yang terselip di balik bajunya
dua tikuspun terjerat ketika berada tepat di pintu lumbung padi

terbawa putaran arus moralitas yang begitu kuat mengalir
terseret di tengah lingkaran manusia bergelar yang mulia
selaksa pasang mata menyorot dari sudut hulu hingga hilir
kukuh membela pembenaran diri melepas bening hati bicara

terlena ketika berada di puncak kemilau singgasana kekuasaan
mengejar secuil rente guna menambah pundi menumpuk di gudang
membawa sederet nama puncak-puncak bukit yang mencakar langit
melompati pagar pembatas demi berjuang menuju istana kaum elit

akar rumput yang terhampar disudut-sudut dusun tak tinggal diam
pucuk daunnya bergoyang sebagai tanda bahwa mereka terkhianati
jerit suara hati terdengar hingar bingar mengoyak kesunyian alam
makin mengubur rasa percaya yang selama ini mereka junjung tiggi

apa lagi yang bisa kau katakan ketika mulut-mulut angsa terbuka
teriakkan kata hina yang menghempas kehormatan yang kau miliki
seharusnya sejenak berdiri menatap muka belang di depan kaca
bukan berbalik menyerang demi mengusung pembenaran diri sendiri

tak sadarkah bahwa kau telah membuat hati tersayat sembilu
kemana kau buang amanah yang mereka titipkan di pundakmu
sudah tiba saatnya bagimu kembali membaca indahnya syair
kini kaupun terjatuh dari puncak tertinggi ke titik nadir

@donibastian - lumbungpuisi.com
GF, 12/12/2015

ilustrasi gambar : lebeauleblog.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun