Artikel demi artikel yang ditulis oleh kompasianer mengalir begitu deras tak mengenal waktu. Sesekali ada yang tertahan atau karena memang sengaja ditahan oleh admin agar mampir di bilik 'PILIHAN', sambil menunggu sesaat kemudian nangkring di panggung "HL".
Saking derasnya aliran artikel yang lalu-lalang, para pembaca tak sempat lagi membaca satu-per satu judul artikel yang baru masuk. Hingga akhirnya hanya sebatas melirik kolom-kolom yang ada di halaman muka, sambil memilih artikel mana yang menarik untuk dibaca dari judulnya saja.
Fenomena ini sudah sangat biasa terjadi di Kompasiana. Bahkan untuk artikel berkualitas yang ditulis oleh penulis profesionalpun tentu akan tenggelam ditelan oleh ganasnya arus artikel yang masuk. Satu-satunya yang mampu menyelamatkan sebuah artikel dari pusaran arus adalah karena campur tangan admin Kompasiana sendiri.Â
Bila saja admin tak begitu teliti menyimak isi artikel sembari melirik siapa penulisnya, niscaya tulisan dari penulis sehebat apapun tak akan mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Begitu ganasnya percaturan artikel di Kompasiana ini.
Di sisi lain, saya melihat adanya sedikit keterlibatan para Kompasianer yang memberi perhatian lebih terhadap sebuah artikel yaitu dengan meng-klik tombol 'beri nilai' maka akan muncul pilihan; menarik, aktual, bermanfaat dll. Semakin banyak kompasianer yang melakukan klik pada tombol tersebut maka semakin menambah besar kemungkinan judul artikel yang bersangkutan terpampang di kolom 'NILAI TERTINGGI'. Atau kemungkinan lain adalah karena banyaknya komentar terkait sebuah artikel juga seakan menggiringnya agar terkumpul pada kolom 'TERPOPULER'.
Kolom Ter- Ter-an tersebut dalam penglihatan saya bagai sebuah sekoci yang menampung judul-judul artikel agar tak tenggelam dalam lautan Kompasiana, meski untuk periode atau durasi waktu tertentu.
Baik kolom TER-TER-an, 'PILIHAN', HEAD LINE dan kolom-kolom lainnya di halaman muka, ibarat tempat bersandar sejenak bagi judul artikel, sambil menunggu para pembaca berdatangan. Judul artikel inilah yang punya potensi besar memperoleh jumlah pembaca terbanyak.
Lalu Apa Masalahnya?
Begini, menurut saya dan mungkin beberapa diantara anda yang sependapat dengan saya, para membaca tentu mencari artikel yang memberi manfaat atau memenuhi keinginannya. Untuk kategori Fiksiana, bolehlah kita abaikan saja untuk sementara, sebab yang akan saya fokuskan disini adalah perihal artikel yang mengungkap sebuah berita atau fakta. Apalagi terkait isu terpopuler yang tengah menghangat sekarang ini terutama dibidang politik dan hukum.
Terkait hal ini saya menemukan beberapa artikel yang seolah mengungkap sebuah fakta, tapi sama sekali tidak didukung oleh bukti atau link sumber berita. Masih mending bila fakta tersebut tidak mengaitkan nama seseorang apalagi pejabat publik, tapi ada artikel yang nyata-nyata menyebutkan nama seseorang dan apa yang ditulisnya seperti sedang 'menelanjangi'. Namun demikian yang patut disayangkan adalah nama penulisnya yang tidak jelas atau boleh dibilang anonim.
Nah, disinilah persoalan itu mulai muncul. Terus terang, benak saya sedikit terusik saat membaca jenis artikel seperti itu. Sepintas saya membaca nama penulisnya yang anonim, saya tak berselera lagi melanjutkan membacanya sampai tuntas. Untuk apa meluangkan waktu demi sebuah informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan?