Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Membedakan Manusia dengan Binatang?

30 November 2015   00:04 Diperbarui: 30 November 2015   00:04 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makan dan seks sebagai kebutuhan biologis bagi manusia, tentu harus dapat dipenuhi. Tapi bila kita ingin punya derajat yang lebih mulia dari binatang, maka kebutuhan akan makan dan seks bukan jadi yang 'diutamakan'. Sekali lagi saya katakan, bukan untuk 'diutamakan'. Maksudnya adalah bahwa memang kebutuhan biologis adalah kebutuhan utama, tapi tidak untuk diutamakan.

Mengapa demikian?

Sebab itu saya katakan sebagai unsur pembeda antara manusia dengan binatang. Karena binatang tak punya akal/pikiran dan perasaan, maka yang mereka utamakan adalah makan dan seks. Sedangkan manusia yang harus diutamakan adalah perilaku dan akhlaknya. Dengan demikian, kebutuhan akan makan dan seks menjadi nomor dua bagi manusia. Sekali lagi maksudnya adalah akhlak manusialah yang seharusnya mampu mengendalikan nafsu makan dan seksnya.

Nafsu makan

Bila saya boleh memperluas difinisi makan, maka tak hanya kebutuhan untuk mengisi perut saja. Makan hak orang lain, juga termasuk nafsu makan. Juga nafsu makan uang, makan kekuasaan, makan jabatan, makan karya orang lain, makan istri atau suami orang dll adalah termasuk dalam kategori nafsu makan manusia. Bila manusia tak bisa mengendalikan nafsu makannya, berarti dia masih berada pada derajat yang sama dengan binatang.

Sebagai contohnya, ketika anda melihat perilaku monyet yang sedang makan. Seekor monyet bila anda berikan sesisir pisang, maka dia akan segera melahapnya. Kemudian anda berikan yang keduapun juga akan segera dilahapnya. Bahkan ketika kedua tangannya sedang memegang pisang sementara mulutnya juga tengah mengunyah, tapi merekapun masih saja berusaha merebut pisang yang sedang dimakan oleh teman-tamannya. Begitulah yang namanya binatang, tak pernah ada puasnya.

Nafsu seks

Demikian juga dengan nafsu seks pada binatang. Mereka tak punya malu. Binatang akan mengawini betina mana saja yang ada disekitarnya. Jangankan betina dewasa dari induk yang lain, bahkan anaknya sendiripun mereka hamili sendiri. Asal nafsu birahinya datang, mereka tak peduli pada betina manapun. Asal ada betina, langsung tancap gas, demi menyalurkan nafsu seksnya. Begitulah kira-kira penggambarannya secara sederhana.

Bagaimana dengan perilaku seks pada manusia?

Tentu ada bedanya, meski seks adalah sama-sama kebutuhan biologis pada manusia dan binatang. Manusia lebih pintar, sebab punya akal dan pikiran. Saking pintarnya, manusia seringkali mencari-cari alasan agar bisa mengumbar nafsu seks. Tidak sedikit yang menggunakan alasan dengan berlindung dibalik ajaran tentang poligami. Ada pula yang punya pertimbangan karena kasihan, ingin menolong janda karena banyak anak dll. yang sesungguhnnya mereka hanya ingin menyalurkan hasrat seksual semata.

Sesungguhnya, apa yang membedakan manusia dan binatang pada persoalan seks adalah kesetiaan. Manusia yang berakhlak mulia, tak akan pernah menyakiti hati pasangannya. Sebagai suami, cukuplah punya satu istri. Tentu sangat berbeda dengan binatang yang tak mengenal apa itu arti kesetiaan pada pasangannya. Dengan alasan apapun, seharusnya tak akan meruntuhkan kesetiaan suami kepada istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun