Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuldesak

9 Februari 2014   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menyusur jalan berliku tajam
menurun langkah di lembah ngarai
mengusap debu wajah kusam
mengalun tembang sendu membelai

cucuran peluh basahi jiwa
tetesan tangis pecah di pipi
goresan sembilu sayati luka
jeritan rindu merekah di hati

terdiam dibibir jurang pengharapan
melayang asa terbang keseberang
membalut pedih melepas khayalan
menghela sesak nafas mengerang

bertanya kepada langit yang bisu
meratap gumpal mega di angkasa
meyibak hamparan tirai nuansa biru
menatap panorama tak bermakna

hijau huma tergambar dibalik bukit karang
selintas mimpi terbang terbawa angin malam
lengkung pelangi memburam dibalik ilalang
melukis kanvas di raut paras nan suram

bunga asmara luruh berserakan ditaman hati
terhempas prahara meniup kencang di ufuk utara
memupus tunas semerbak wangi kelopak melati
sepasang nama kekasih terkubur dibawah pusara

mencari titik sela menembus arah
terbatas dinding tinggi menjulang
tirai kelabu turun menutup kisah
meraih suratan takdir tlah tertuang

teguh memeluk tangan tergenggam
menetes airmata merebakkan lara
bergetar bibir terpagut bungkam
dua manusia terpisah dalam cinta

.oOo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun