[caption id="attachment_358011" align="alignnone" width="620" caption="ilustrasi : setantitikdua.wordpress.com"][/caption]
jangankan sejuta kata yang kau punya
selaksa pelangi tak kan mampu tandingi
untuk sekedar ungkapkan keindahan
pada parasnya yang mungil berkilauan
bagai bertahta sepasang  batu berlian
kedua bola matanya tajam bersinar
menembus debu pasir beterbangan
ditengah pelataran kering terhampar
gadis kecil itu kemudian berlari
tinggalkan tanah tempatnya bermain
dipaksa berpisah dengan teman sebaya
diantara desing peluru yang merajalela
anak sekecil itu tak pernah mengerti
mengapa kisah tragis ini harus terjadi
dia hanya bisa menangis
dalam peluk hangat bunda
alunan lagu merdu menjelang mimpi
tiada pernah membuainya lagi
berganti suara riuh bergemuruh
gemeretak rantai mesin pembunuh
wajahnya yang riang kembali menyiut
terkurung dalam cekaman rasa takut
lirih bibirnya terucap kata
peluk erat tubuhku, bunda
air matanya lembut mengalir dipipi
bersama isak tangis menyayat hati
bergetar jemari bunda mengusap wajah sayu
tidurlah nak, bunda senantiasa menjagamu
didalam kepedihan bunda merintih
tiada henti panjatkan serangkai doa
kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
lindungi kami dari segala malapetaka
.oOo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H