Dalam dunia diplomasi internasional, setiap isyarat dan simbol mempunyai arti yang sangat penting. Baru-baru ini, Presiden Indonesia Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, menjadi berita utama bukan hanya karena upaya diplomasinya tetapi juga karena pilihan fesyennya yang tampak halus namun menonjol selama kunjungan resminya ke Jepang. Fokus perhatian tertuju pada keputusan presiden yang mengenakan dasi kuning sehingga memicu diskusi mengenai potensi simbolisme di balik pilihan tersebut.
Kuning adalah warna yang kaya akan makna budaya dan simbolik, sering dikaitkan dengan beragam makna di berbagai masyarakat. Dalam konteks kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang, mengenakan dasi kuning bisa dianggap sebagai tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan atau sentimen tertentu.
Signifikansi Budaya:
Baik dalam budaya Indonesia maupun Jepang, warna kuning mempunyai konotasi positif. Di Indonesia, kuning sering dikaitkan dengan royalti, kemakmuran, dan kehangatan. Di Jepang, kuning dikaitkan dengan simbol seperti bunga krisan yang melambangkan keluarga kekaisaran. Dengan mengenakan dasi kuning, Jokowi mungkin bertujuan untuk menjembatani kesenjangan budaya dan mengungkapkan rasa hormat dan niat baik.
Simbolisme Persahabatan dan Diplomasi:
Warna telah lama digunakan dalam diplomasi untuk menyampaikan pesan tanpa kata-kata. Kuning sering dikaitkan dengan persahabatan dan kehangatan, menjadikannya pilihan yang cocok untuk pertemuan diplomatik. Dasi kuning dapat diartikan sebagai uluran tangan persahabatan dan membina hubungan positif antara Indonesia dan Jepang.
Kolaborasi Ekonomi:
Selain simbolisme budaya, pilihan busana yang dipilih Jokowi mungkin juga membawa implikasi ekonomi. Kuning adalah warna yang diasosiasikan dengan energi dan inovasi. Ketika Indonesia berupaya memperkuat hubungan ekonomi dengan Jepang, ikatan kuning dapat dilihat sebagai dukungan halus terhadap kolaborasi dan inovasi di berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga perdagangan.
Kesadaran dan Advokasi:
Para pemimpin sering kali menggunakan pilihan pakaian mereka untuk menarik perhatian pada penyebab atau permasalahan tertentu. Kuning juga merupakan warna yang diasosiasikan dengan kampanye kesadaran, misalnya untuk mendukung pasukan atau meningkatkan kesadaran tentang penyakit tertentu. Meskipun tidak ada indikasi yang jelas bahwa ini adalah tujuannya, dasi kuning mungkin merupakan cara Presiden Jokowi untuk secara halus melakukan advokasi terhadap suatu tujuan atau isu tertentu.
Kesimpulan:
Dalam dunia diplomasi internasional yang rumit, detail terkecil sekalipun dapat membawa makna yang mendalam. Pilihan Presiden Jokowi untuk mengenakan dasi kuning saat berkunjung ke Jepang menambah kesan menarik dalam upaya diplomasinya. Baik sebagai simbol penghormatan budaya, tanda persahabatan, atau isyarat halus terhadap kolaborasi ekonomi, dasi kuning tidak diragukan lagi telah memicu rasa ingin tahu dan perbincangan tentang nuansa bahasa diplomasi di luar kata-kata yang diucapkan. Ketika dunia menyaksikan upaya-upaya diplomasi ini berlangsung, pentingnya isyarat simbolik tersebut mengingatkan kita akan kekuatan komunikasi non-verbal dalam membentuk hubungan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H