Menarik menyimak pendapat Goenawan Mohammad saat dialog kebudayaan di Jakarta. Ia mengatakan : “Postmodernisme mengajarkan kita untuk menghormati heterogenitas, perbedaan, kelainan (otherness), dan sikap ragu terhadap konsensus. Perbenturan atau konflik yang akan dihadapi dunia di masa datang tetap bertumpu pada masalah ekonomi. Jika ada pandangan yang meramalkan kecenderungan konflik masa depan itu sebagai konflik peradaban, sesungguhnya itu hanyalah kesan luarnya. Sebab persoalan mendasar yang menjadi faktor utama penyebab konflik tersebut adalah soal-soal yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi”.
Motif ekonomi itu pasti, namun Islam sebagai ideologi tidak akan pernah mati di tengah pusaran perebutan kekuasaan. Namun bila memperjuangkannya harus saling membunuh sesama saudara muslim sendiri, maka saya lebih memilih berteman dengan Momon. Teman masa kecil yang saya tak tahu apa agamanya, hanya ada patung berbentuk pria gendut botak yang sedang tertawa di dalam rumahnya…..
28 Oktober 2015
Doni Swadarma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H