Mohon tunggu...
Doni Swadarma
Doni Swadarma Mohon Tunggu... -

Menghabiskan masa kecil sampai SMA-nya di seputaran terminal Blok M, setelah menyelesaikan pendidikannya di Teknik Sipil UI, mendedikasikan diri di dunia pendidikan sambil mengamati banyak hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Untuk Semua

12 Oktober 2015   12:45 Diperbarui: 14 Oktober 2015   05:44 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi menurut hemat saya, silahkan saja membuat sekolah dengan kecenderungan diperuntukkan bagi kelompok tertentu berdasarkan persamaan tertentu pula, namun jangan sampai hal tersebut justru mengakibatkan masalah baru karena anak-anak malah tidak terbiasa dengan perbedaan, seakan dipaksakan memiliki persamaan sudut pandang, dan pada akhirnya berpotensi menumbuhsuburkan sikap ego golongan.

Apa jadinya bila anak-anak di pedalaman Papua  dilarang masuk sekolah Islam/Kristen  lantaran orang tuanya beda agama dengan pihak sekolah, padahal hanya ada satu sekolah di tempat tersebut?  Atau anak usia 5 tahun ditolak masuk TK oleh pihak sekolah lantaran orang tuanya meyakini Ahmadiyah atau Syiah sebagai keyakinannya? Itu pun bila memang terbukti, tetapi kalau hanya isyu dan fitnah? Atau orang tua salafi yang marah dan memindahkan anaknya dari sekolah lantaran tidak terima anaknya diajarkan sholat dengan qunut oleh guru agamanya di sekolah?  Atau orang tua yang marah lantaran anaknya pulang dengan membawa souvenir yang dibagikan di sekolah berupa stiker dan atribut  partai politik tertentu yang berbeda dengan pilihan orang tuanya?    

Bila itu yang terjadi, maka disadari atau tidak kita telah mengajarkan masyarakat untuk membenci perbedaan dan mengkotak-kotakkan diri mereka bahkan sejak masih kanak-kanak…….

 

12 Oktober 2015

Doni Swadarma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun