Mohon tunggu...
doni suhendar
doni suhendar Mohon Tunggu... -

Maju Terus, Pantang Mundur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ditelan Bumi kah? Apa Kabar "Teman Ahok"?

18 Januari 2017   12:53 Diperbarui: 18 Januari 2017   16:23 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lama tidak terdengar apa kabar teman Ahok? Komunitas pendukung Basuk Tjahaja Purnama ini meredup, bahkan namanya hilang di telan bumi, bagaimana nasib mereka di Pilgub DKI Jakarta sekarang ini? Masih kah ada loyalitas di antara mereka sejak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memilih jalur parpol sebagai jalan menuju DKI 1?

Teman Ahok siapa yang tidak kenal, merupakan sekumpulan anak muda yang bertekad mengusung dan memenangkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode kedua, dengan barisan anak muda dan optimism tinggi mereka berkeyakinan dengan bermodalkan 1 juta KTP sebagai syarat untuk mendaftar di Pilgub DKI Jakarta akan membawa Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk periode kedua dengan jalur yang tak biasa, yaitu independent.

Strategi marketing yang dipilih ialah komunitas tersebut melakukan pendekatan terhadap para warga Jakarta yang mayoritas justru pemilih Ahok, sudah barang tentu mereka bisa melakukan Gimmick yang terkesan bahwa pemilih Ahok terlihat banyak di DKI Jakarta, dengan cara pengumpulan data KTP warga Jakarta mereka mengklaim telah berhasil mengumpulkan 1 juta KTP warga DKI Jakarta. What?

Masuk akalkah mengingat secepat itukah pengumpulan data warga DKI yang memilih AHok sebagai cagub DKI pada saat setiap keberhasilan mengumpukan data KTP pasti nya mereka melakukan klarifikasi bahwa jumlah KTP yang telah tekumu mendekati angka 1 juta KTP, atau bahkan pada akhirnya bisa melebihi di angka 1 juta KTP.

Namun sejalannya waktu hal itu tidak bisa dibuktikan sampai saat ini, 1 juta ktp versi teman Ahok tak bisa terlihat nyata, karena Ahok lebih memilih jalur partai ketimbang bermodalkan KTP Warga Jakarta. Usut punya usut bahwa sebenarnya KTP yang menjadi Gimmcik mereka hanyalah KTP fiktif, benarkah?,  mengingat ke absahan pendaftaran Cagub melalui jalur Inependent haruslha melalui verifikasi KPUD DKI, dimana jumlah KTP tersebut haruslah 1 juta, nah hal itu lah yang kini menjadi boomerang bagi teman ahok dan kawan-kawan.

Teman Ahok hanya sanggup melakukan Image Building bagi Ahok, jadi terkesan bahwa Ahok masih dicintai oleh warga DKI Jakarta, dan masih ingin dipimin oleh beliau, kalaupun ngotot Ahok berada di jalur independent pada faktanya 1 juta KTP itu tidak pernah ada, dan pada akhirnya Ahok mengambil jalur melalu jalur partai diantaranya PDIP, Nasdem, Golkar, PPP.

Ini lucu, apa yang bisa dibuktikan oleh komunitas tersebut sampai pada waktu itu, sokongan dana pun masi menjadi misteri, tersiar kabar bahwa dana yang di peroleh Komunitas Teman Ahok berasal dari kisah drama Reklamasi Teluk Jakarta, namun hal itu tidak bisa dibuktikan sampai saat ini, bagai mengambang saja di dalam air.

Seiring dengan berjalannya waktu Teman Ahok kini mulai meredup aksinya, pasca Ahok selingkuh dengan memilih Partai sebagai jalur terbaik menurut dia, teman Ahok bagai kehilangan arah, kita tidak pernah tau jasa mereka kini terpakai atau tidak di dalam kegiatan Ahok dalam kontestasi Pilkada Jakarta? Kita mesti akui Teman Ahok sangat pintar merajut design membangun karakteristik seorang Ahok di Jakarta, tapi seperti biasa, politik itu kejam, terkadang kita bagai merasakan “Habis Manis Pahit Dibuang”, perusahaan jasa tetaplah jasa, mereka bekerja mungkin saja professional, hanya antara user dank lien, tapi di balik itu semua semua mata tertuju pada sosok Ahok yang pada saat itu ramai dibicarakan gara-gara teman Ahok yang katanya berhasil mengumpulkan 1 juta KTP.

KTP tersebut kini masih menjadi misteri, dimana kah mereka meletakkannya kita tidak pernah mengetahui secara langsung, dibakarkah? Atau tidak pernah ada yang namanya KTP warga DKI, atau bisa jadi dahulu mereka justru mengumpulkan KTP bekas warga pemilih Capres, atau Gubernur sebelumnya mungkin, jadi terkesan banyak bagi mereka, padahal mah mungkin zonk!!.

Biarkanlah mereka menjadi kenangan buat Ahok, tapi setidaknya mereka selamat karena tidak terbawa-bawa dalam kasus yang membelit mantan bos mereka, yaitu kasus penistaan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun