Kongres PAN yang akan berlangsung tanggal 28 Februari – 2 Maret 2015 di Bali mendatang, bagi kebanyakan orang ataupun para kader adalah Kongres yang paling panas dan sengit, pasalnya pada Kongres tahun ini sekaligus pemilihan Ketua Umum PAN yang baru akan menyajikan persaingan yang ketat, mengingat persaingan tersebut banyak nama tokoh yang akan bersaing, meskipun tidak terlalu banyak keikutsertaan caon Ketum PAN yang baru, tetapi aroma pilitik yang panas akan di sajikan, bahkan sampai saat ini pun aroma tersebut sudah santer tercium.
Hal yang membuat suasana menjadi crowdid ialah persaingan beberapa nama besar Kader PAN yang akan maju di pemilihan nanti, Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan, dan Dradjad Wibowo kemungkinan akan bertanding di Kongres nanti.
Membaca Peluang Para Calon Ketua Umum
Para ketua umum ini akan memperebutkan 538 suara. Terdiri dari dua suara untuk Majelis Pertimbangan Partai yaitu hanya ketua dan sekretarisnya saja, tiga suara untuk DPP yaitu untuk ketua, sekretaris dan bendahara. Kemudian, 33 suara untuk para ketua pengurus daerah dan ketua DPW sebanyak 500 suara
Hatta Rajasa yang berambisi maju kembali menjadi ketua umum kemungkinan mempunyai peluang yang sangat besar untuk terpilih lagi, mengingat rekam jejak, pengalaman, serta bentuk kepercayaan dari para kader yang menganggap Hatta pantas untuk memimpin PAN 5 tahun lagi. Di tingkat elit, dukungan terhadap Hatta kemungkinan lebih besar karena dia lebih menguasai elit-elit partai. Selain itu secara tidak langsung Hatta juga  masih menguasai infrastruktur partai mengingat saat ini dia masih menjabat sebagai ketua umum.
Kemungkinan mulusnya HR untuk jadi ketum selanjutnya hanya terganjal oleh sosok Amien Rais sang Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP), Amien secara terang-terangan menginginkan kepemimpinan PAN perlu regenerasi, hal itu lah yang membuat suara kader di daerah sempat geram, keinginan Amien Rais untuk mendorong HR menyerahkan tongkat estafet Ketua Umum PAN kepada calon lain tidak serta-merta di amini oleh HR, justru sebaliknya HR cukup panas kuping, dengan di sokong suara-suara di daerah yang menginginkan HR menjadi Ketua Umum HR mantap untuk maju lagi di Kongres PAN mendatang. Mengesampingkan perkataan Amien Rais HR justru mengangkat bendera tanda perang terhadap Amien Rais.
Seperti halnya Hatta Rajasa, Amien pun sama, meski dirinya tidak mencalonkan diri lagi, karena sudah berumur, Amien justru menggunakan kepemimpinannya dengan mendorong ZUlkifli Hasan sebagai ketua PAN yang baru, membaca peluang ZUlhas pada Kongres nanti sebetulnya tak berpengaruh cukup besar. Apalagi untuk ukuran HR yang mempunyai track record bagus, Zulhas hanya beruntung mempunyai Faktor Amien Rais yang merupakan besanan, dari sini pun kita lihat apa yang di lakukan Amien tak lebih dan tak bukan menyetir Zulhas, ada keinginan lain di hati amien rais ketika mencalonkan zulhs jadi Ketum PAN.
Selain membangun politik dinasti, banyak factor dari amien yang menginginkan Hatta untuk tidak maju lagi, Amien rais memainkan politik nya dengan boneka Zulkifli Hasan, entah agenda apa yang akan di lakukan amien di masa mendatang ketika justru ZUlkilfi Hasan menjabat sebagai Ketua  Umum PAN, ada indikasi PAN akan di bawa Amien ke dalam lingkaran KIH, mengingat di KMP PAN sudah sangat solid untuk bersebrangan dengan pemerintah saat ini, mungkin ini salah satu yang membuat geram kader-kader PAN di daerah.
HR hanya perlu waspada terhadap sepak terjang calon-calon lain dan orang-orang di belakangnya. Untuk peluang Drajad Wibowo di Kongres mendatang masih terbilang minim, menjadi wakit ketua umum PAN sebelumunya juga tidak menjamin Drajad akan memperoleh suara signifikan di Kongres mendatang, semasa menjabat sebgai Wakil Ketua Umum pun Drajad terbilang jarang tampil, bahkan cenderung sepi peminat dan pemberitaan, yanga terdepan selalu Ketua Umum, mungkin hanya cukup meramaikan saja di Bursa Calon Ketua Umum PAN 2015-2020.
Harapannya semoga di Kongres PAN mendatang tak ada dualism seperti partai-partai yang lain, semua harus legowo, PAN saat ini sedang tidak cacat apapun, jangan sampai di cemari hanya karena kepentingan politik semata.***
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H