Mohon tunggu...
doni suhendar
doni suhendar Mohon Tunggu... -

Maju Terus, Pantang Mundur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Para Kader yang Saling Bersaing

13 Februari 2015   16:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kongres PAN 2015 yang sekaligus memilih Calon Ketua Umum PAN yang baru semakin memanas, persaingan 2 kubu pendukung juga tak kalah panas dan sengit, tak Cuma Calon Ketua Umum yang saling melontarkan argumentasi, melainkan para kader pendukung kedua calon juga sama hal nya seperti yagn di dukungnya, bahkan lebih krusial mereka menyampaikan pendapatnya.

Para pendukung kedua calon mempunyai alasan masing-masing guna menyatakan pendapat bahwa tokoh yang di dukung mereka pantas untuk menjadi Ketua Umum PAN yang baru, di kubu zulkifli hasan misalkan, para pendukung Zulhas pun asti satu suara dengan calon yang di dukung, terlebih lagi ketika Amien Rais mengangkat bendera dukungan untuk sang “BEsan” tersebut, para kader malah makin menjadi, mereka berkilah dengan alasan yang sama seperti petinggi mereka Amien Rais dan Orang-orang di belakang ZUlkifli Hasan.

Sama halnya dengan Hatta Rajasa HR, dirinya berkeinginan maju kembali menjadi ketua umum PAN periode berikutnya, dengan dalih bahwa tak ada yang salah dalam kepemimpinan 2 periode, dan itu di amini oleh para pendukung beliau di PAN, mereka juga mengatakan bahwa tak ada yang salah jika HR maju kembali, karena di PAN sendiri tidak ada larangn untuk memimpin 2 periode, “AD/ART sudah jelas” ungkap beberapa kader PAN.

Pendukung Hatta pun seperti tak peduli dengan komentar pendukung Zulkifli Hasan, karena mereka (Zulhas) menganggap para pendukung HR tak patuh pada Amien Rais yang sudah membesarkan mereka para pendukung HR, yang menjadi pertanyaan saat ini, ketika mereka melontarkan  alasan tersebut, apakah mereka  mengesampingkan demokrasi? Para pendukung, terutama pendukung HR berhak mendukung siapapun, tak terkecuali HR sendiri, mereka tentu punya alasan kuat mendukung HR maju kembali menjadi ketua umum PAN, dan alasan tersebut di terima secara logis.

Pendukung HR melihat apa yang di lakukan para pendukung Zulhas tak mencerminkan sikap demokrasi, pengaruh amien rais sangat kuat, padahal semestinya ada yang perlu di perhatikan ketika seseorang justru menginginkan sebuah perubahan, para pendukung ZUlhas dan Amien Rais kini hanya melihat sebelah mata saja, PAN justru menjadi ajang coba-coba bagi mereka, seperti di setir, padahal keinginan kader PAN pendukung HR sangat logis memilih Hatta sebagai Ketua Umum PAN berikutnya.

Selain banyaka prestasi yang telah diukir PAN di era Hatta Rajasa, para pendukung Hatta justru melihat ada kejanggalan dari pihak Zulkifli Hasan ketika mencalonkan diri menjadi Calon Ketua Umum, banyak Alasan yang membuat mereka dengan bulat mendukung Hatta Rajasa, seperti Amien Rais yang ingin membangun DInasti di PAN dengan mengusung Zulhas, dan jika Zulhas terpilih Anak Amien Rais yaitu Hanafi Rais yang akan menjadi Sekjen mendampingi Zulkifli Hasan, dan yang paling mengerikan ialah Amien ingin bermain politik jika Zulhas yang sekarang Ketua MPR, PAN ingin di bawa kedalam lingkaran Kabinet  Indonesia Hebat, ini sangat mengerikan, mengingat tingkah laku amien rais yang selalu tak konsisten terhadap sesuatu.

Maka dari itu para pendukung HR sangat enggan berpaling dukungan, di karenakan kubu ZUlhas mempunyai alasan yang sangat tidak kuat guna melarang Hatta Rajasa maju lagi di Kongres PAN mendatang. HR hanya berharap pendukung nya nanti pada akhirnya siapapun yang terpilih harus berbesar hati, HR hanya mengingatkan jangan pernah melenceng dari konstitusi, selalu komitmen dan konsisten terhadap sesuatu hal, terus tegakkan demokrasi, karena berkat demokrasi lah negara kita akan terus maju, itu di awali dari hal yang paling kecil, seperti hal nya berorganisasi.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun