Faktor fisik yang mempengaruhi warna bunga mawar dapat berupa struktur atau karakter tertentu yang memantulkan dan menyebarkan cahaya. Seperti susunan kutikula yang berlapis-lapis. Warna bunga berbeda karena faktor lingkungan seperti sinar UV lantaran menyebabkan pudarnya warna pada bunga itu sendiri. Faktor geografis juga sangat memengaruhi warna bunga. Bunga yang tumbuh di iklim dingin atau dataran tinggi akan lebih dominan berwarna cerah. Sedangkan bunga yang tumbuh pada dataran rendah akan cenderung berwarna gelap.
Selain keindahan warna-warnanya yang sangat menawan bunga mawar juga terkenal karena aroma harumnya yang khas. Aroma harum ini timbul karena adanya kandungan minyak atsiri di dalam bunga bawar. Minyak atsiri ini terdiri dari berbagai senyawa kimia, seperti geraniol, sitronelol, dan nerol, yang memberikan aroma yang sedap dan wangi pada bunga mawar.
Sifat harum pada bunga mawar membantu dalam daya tariknya terhadap serangga penyerbuk, seperti lebah, yang membantu dalam proses penyerbukan dan penyebaran benih. Selain itu, sifat harum ini juga menjadi alasan mengapa bunga mawar sering digunakan dalam parfum, minyak aromaterapi, dan produk kecantikan lainnya. Aroma harum dari bunga mawar dihasilkan dari campuran kompleks senyawa dengan berat molekul rendah (volatil) yang dipancarkan ke atmosfer. Selain itu, minyak mawar, yang merupakan salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan daun-daun mahkota, juga dapat dibuat menjadi parfum. Jadi, sumber harum dari bunga mawar berasal dari senyawa volatil dalam bunganya dan minyak mawar yang dihasilkan dari daun-daun mahkotanya.
Keindahan dan keunikan bunga mawar menjadi favorit di berbagai kesempatan, dari hadiah romantis hingga hiasan taman yang memukau. Dengan ragam jenisnya, mawar terus menginspirasi dan memikat hati kita dengan keanggunannya yang tak tergantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H