Dalam pertanian organik, pengelolaan sampah organik menjadi kompos atau pupuk organik merupakan praktik umum yang mendukung pertanian berkelanjutan.Â
Salah satu sumber bahan organik yang sering diabaikan adalah gulma orok-orok. Gulma orok-orok adalah jenis tanaman liar yang sering tumbuh subur di area pertanian.Â
Meskipun sering dianggap sebagai hama, gulma orok-orok sebenarnya mengandung nutrisi yang sangat baik. Mereka cepat tumbuh dan berkembang, membuatnya menjadi sumber bahan organik yang melimpah.Â
Orok-orok (Crotalaria juncea) adalah tanaman penutup tanah yang bentuknya seperti tumbuhan semak. Tanaman ini juga termasuk dalam suku polong-polongan atau Leguminosae alias suku tumbuhan berbunga kupu-kupu atau Papilionaceae yang lebih dikenal dengan kacang-kacangan.Â
Orok-orok berasal dari Amerika Selatan yang sekarang tersebar di Indonesia dan sering dijadikan sebagai tanaman pagar di perkebunan dan pada pertanian.
Orok-orok dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dalam pertanian berkelanjutan. Pupuk kompos orok-orok dapat membantu memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan aerasi tanah untuk menyerap panas dan air, serta mengurangi kemungkinan terjadinya erosi.
Dalam penggunaannya sebagai pupuk kompos, orok-orok dapat diletakkan langsung di atas tanah atau dicabut dan diletakkan pada alur-alur yang sudah disiapkan, kemudian ditimbun dengan tanah.Â
Pemanfaatan orok-orok sebagai pupuk dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yaitu dengan cara langsung direbahkan dan dibenamkan dalam tanah, utamanya pada tanah sawah yang pengolahan tanah menggunakan traktor, dicabut dan diletakkan pada alur-alur yang sudah disiapkan, kemudian ditimbun dengan tanah, utamanya pada tanah kering. Dalam pengendalian gulma, orok-orok dapat digunakan sebagai penekan pertumbuhan gulma.
Keunggulan Gulma Orok-Orok Sebagai Bahan Kompos atau Pupuk Organik:
1. Kaya Nutrisi
Gulma orok-orok mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang esensial untuk pertumbuhan tanaman.
2. Memperbaiki Struktur Tanah
Ketika diuraikan menjadi kompos, gulma orok-orok meningkatkan struktur tanah, membuatnya lebih subur dan mudah diolah.
3. Mengurangi Penggunaan Pestisida
Dengan menghilangkan gulma orok-orok dari lahan pertanian dan mengonversinya menjadi kompos, petani dapat mengurangi penggunaan pestisida secara signifikan.
4. Pemupukan Organik
 Kompos gulma orok-orok merupakan pupuk organik alami yang ramah lingkungan dan aman bagi tanaman serta lingkungan.
5. Mengurangi Sampah
 Dengan memanfaatkan gulma orok-orok sebagai kompos, petani juga membantu mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah.
Cara Membuat Kompos dari Gulma Orok-Orok:
- Pengumpulan Bahan
Kumpulkan gulma orok-orok segar, hindari mengumpulkan gulma yang sudah berbunga atau menghasilkan biji.
- Pemotongan dan Pencampuran
Potong gulma orok-orok menjadi potongan kecil dan campurkan dengan bahan organik lainnya seperti daun kering, sisa tanaman, dan ampas sayuran.
- Pertimbangkan Rasio
Pastikan rasio gulma orok-orok dengan bahan organik lainnya seimbang untuk memastikan dekomposisi yang baik.
- Pengomposan
Tempatkan campuran bahan dalam tumpukan kompos atau dalam bak kompos dan biarkan proses dekomposisi berlangsung. Pemeliharaan yang baik meliputi penyiraman yang cukup dan pemutaran kompos secara teratur.
Pemanfaatan gulma orok-orok sebagai kompos tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi tanaman yang ditanam, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekosistem pertanian jangka panjang. Dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida, petani dapat meningkatkan produktivitas tanah mereka secara alami dan berkelanjutan.
Memanfaatkan gulma orok-orok sebagai kompos atau pupuk organik adalah langkah kecil namun penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, petani dapat merawat tanah mereka, mengurangi limbah pertanian, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Dalam era ketidakpastian perubahan iklim, praktik-praktik ini menjadi semakin penting untuk mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H