Piala AFF 2020 edisi ke-13 telah usai. Â Tahun ini, Thailand Kembali keluar sebagai juara dan Indonesia yang mayoritas dengan pemain mudanya kembali harus puas menjadi runner-up.Â
Episode kali ini memang meninggalkan Banyak kontroversi dan drama yang tersaji. Dan nampaknya kali ini memang panitia Piala AFF sedang suka dengan wasit dari Timur Tengah, terbukti dengan setiap laga hampir dipimpin oleh wasit timur tengah. Namun keputasan yang di ambil tim panitia kali ini adalah sebuah kesalahan.
Apa yang salah jika memilih wasit timur tengah?. Sebenarnya gak ada yang salah memilih wasit timur tengah untuk memimpin pertandingan. Tapi nampaknya ketika sebuah pertandingan sepak bola jika dipimpin oleh wasit timur tengah baik itu diluar turnamen Piala AFF sekalipun memang selalu meninggal cerita yang bikin penonton marah-marah sendiri.Â
Kembali ke turnamen Piala AFF, kali ini Vietnam sendiri yang harus menelan pahitnya dipimpin wasit dari timur tengah, Kala itu pertandingan semifinal melawan Thailand dipimpin oleh  wasit Saoud Ali Al-Adba asal Qatar sebelumnya wasit ini juga sempat adu mulut dengan pelatih timnas Indonesia Shin Tae Young.Â
Banyak momen-momen yang harusnya menguntungkan Vietnam harus pupus ditangan wasit dan meyebabkan skuad asuhan Park Hang-Soe itu kalah. Bahkan setelah pertandingan usai netizen Vietnam berbondong-bondong menyerbu akun Facebook milik sang pengadil lapangan tersebut, hingga tembus 40 ribuan komentar. Wow!
"Nggak wasit, nggak timnasnya sama saja!". begitulah jika luapan emosi para penonton yang klub sepak bolanya di "curangi" wasit atau tim asal timur tengah. "Mending nggak usah main sama tim timur tengah kalau mainnya begitu !!" , "Buang-buang waktu!". "Wasitnya pic*k! masa pelanggaran kayak gitu gak dapat kartu!".Â
Kata-kata ini sering saya dengar Ketika Timnas Indonesia main dengan negara timur tengah. Bagaimana tidak Saat mereka unggul bukannya termotivasi buat nambah gol namum malah pura-pura cidera hingga terkesan ngulur-ngulur waktu terutama saat pertandingan sudah hampir selesai. Hal inilah yang membuat siapa saja saat melihatnya dibuat kesal. Atau jika timnya sudah sportif malah wasitnya sendiri yang bermasalah, pertandingan menjadi penuh kontroversial sepanas acara berita kehidupan artis Indonesia.
Kultur budaya nampaknya berperan besar disini. Budaya itu sendiri adalah sebuah hasil dari peradaban manusia itu sendiri. Ketika manusia membentuk budaya maka secara tidak langsung membangun kepribadian sang pembentuk budaya. Nah, disini kitab isa lihat bahwa kultur budaya orang timur tengah itu kalua timya sudah unggul suka mendadak kemah, gampang cidera, dan suka mengulur waktu.Â
Tapi jika timnya dalam posisi tertinggal mereka akan melakukan segala cara untuk bisa mencetak gol. Entah ini bagiam dari strategi atau hanya trik dan intrik belaka.Â
Dengan mengesampingkan bahwa mengulur waktu saat timnya dalam keadaan unggul itu bagian dari strategi, nampaknya yang dilakukan oleh tim tim timur tengah ini sudah bisa dikatakan keterlaluan walaupun banyak pengamat bilang itu wajar tergantung dengan sudut pandang orang melihat.
Terlepas itu budaya atau yang lain. Pertandingan melawan tim timur selalu menghadirkan bumbu-bumbu drama ibarat telor ceplok yang membuat enak ya bumbunya itu.Â
Apalagi jika pertandingannya dipimpin wasit timur tengah dijamin gurih-gurih nyoi. Dalam sepak bola skor adalah hasil akhir yang terpemting adalah proses menuju asil tersebut, mau itu proses penuh drama dan kontroversi entah itu dari lawan atau wasit selama itu bikin menarik ya nikmati saja. Itulah yang menjadi salah satu seni-nya dalam sepak bola. This is sepak bolah bro!.
Terakhir wabilkhusus untuk panitia penyelenggara turnamen Piala AFF tolong kalau mau pakai wasit timur tengah piker-pikir lagi, walaupun kejadian dilapangan gak bisa diprediksi namun seringkali wasit hilang momentum dan sering mengabaikan pelanggaran, dan terakhir mungkin edisi selanjutnya bisalah dihadirkan teknologi VAR (Video Assisten Referee) buat bantu wasit.Â
Teknologi VAR memang tak akan menghapus kontroveri dilapangan namun VAR membantu wasit dalam mengadili setiap pertandingan yang dia kawal agar lebih adil dan tidak timbul suara-suara yabg keluar dari dalam goa itu kalau kata Iwan Fals.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H