Mohon tunggu...
Doni Febriando
Doni Febriando Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Newbie

Hanya seseorang yang biasa-biasa saja tapi telah menemukan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rangkaian Cerita Sejak 2017 Inilah yang Membuat Lionel Messi Berang

27 Agustus 2020   16:48 Diperbarui: 27 Agustus 2020   16:41 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen Barcelona periode ini akan dikenang sebagai periode paling buruk sepanjang sejarah jika Lionel Messi jadi hengkang. Tapi, periode buruk itu bukan semata-mata karena alasan Lionel Messi hengkang dari klub Barcelona, mengingat kehilangan pemain terbaik dunia bukanlah pengalaman pertama kali klub Barcelona. Sebut saja nama Ronaldinho asal Brazil.

Siapa yang tidak kenal Ronaldinho? Di masa jayanya, nama tersebut adalah pemain favorit jutaan anak saat bermain playstation, termasuk penulis sendiri.

Ronaldinho adalah pemain terbaik dunia yang dimiliki klub Barcelona tepat sebelum ada Leonel Messi. Keduanya pernah main bersama di Barcelona saat Ronaldinho sudah masa akhir kariernya. Maka dari itu, banyak pihak menilai Barcelona seolah berganti era saat Lionel Messi remaja hadir, yakni tongkat estafet dari Ronaldinho ke Messi.

Zaman dulu Ronaldinho adalah sosok yang sangat fenomenal seperti halnya Messi di zaman ini. Ronaldinho tercatat pernah memenangi berbagai trofi Liga Spanyol, Liga Champions dan Piala Super Spanyol bersama Barcelona. Di Timnasi Brazil sendiri, Ronaldinho malah terhitung lebih sukses daripada Messi. Ronaldinho berhasil mengantar Timnas Brasil memenangi Copa America 1999, Piala Dunia 2002 dan Piala Konfederasi 2005.

Mengangkat trofi Piala Dunia bersama Tim Nasional adalah sesuatu yang tidak bisa Messi lakukan, sedangkan Ronaldinho pernah melakukan keduanya. Mengangkat trofi Liga Champions Eropa bersama klub dan trofi Piala Dunia bersama timnas.

Tak ayal Ronaldinho pun didapuk menjadi pemain sepakbola terbaik dua kali. Ronaldinho tidak kalah dengan Messi, pernah menjadi pemain sepakbola terbaik dunia, tepatnya di tahun 2004 dan tahun 2005. Itu terjadi ketika Lionel Messi masih remaja. Ronaldinho menyabet gelar FIFA World Player of the Year 2004 dan  FIFA World Player of the Year 2005.

Baik Ronaldinho maupun Messi adalah pemain Barcelona level dewa di eranya masing-masing. Tapi, yang menjadi sorotan di tulisan ini, Barcelona pernah kehilangan Ronaldinho di masa lalu. Tapi sama sekali tidak berdampak buruk untuk citra ke klub. Berbeda dengan kejadian hengkangnya Messi dari Barcelona kali ini.

Bagaimana tidak, Lionel Messi berbeda situasi dengan Ronaldinho saat memutuskan hengkang dari Barcelona, Lionel Messi ingin pergi dari klub Barcelona karena merasa dikhianati oleh manajemen klub. Berbeda dengan Ronaldinho yang memutuskan hengkang dari Barcelona karena ingin tantangan baru di masa akhir kariernya yakni Liga Perancis dan Liga Italia.

Lionel Messi adalah Barcelona, dan Barcelona adalah Lionel Messi. Hal itu karena Messi sudah ada di Barcelona sejak anak-anak. Lionel Messi tumbuh menjadi pemain sepakbola profesional di bawah didikan akademi klub milik Barcelona. Bahkan, banyak pihak meyakini bahwa Lionel Messi adalah one man one club seperti Steven Gerard di Liverpool. Apalagi Lionel Messi mendapatkan gaji selangit dan bergelimang trofi di klub Barcelona.

Seolah tidak ada alasan untuk pergi dari klub Barcelona. Tapi, manajemen klub yang dinahkodai Josep Bartomeu membuat Lionel Messi berulang kali berang. Dimulai dengan penjualan Neymar tanpa persetujuannya, mengingat trisula dia, Suarez, dan Neymar berhasil membuat Barcelona begitu berjaya di kancah sepakbola. Tapi, bukannya mendatangkan pengganti Neymar yang sepadan, manajemen klub seolah bermain-main dengan merekrut seorang pemain muda yang bernama Dembele lalu merekrut Griezman di tahun berikutnya.

www.bisnis.com
www.bisnis.com

Puncaknya, tahun ini Barcelona nirgelar padahal Lionel Messi sudah berusaha, Lionel Messi sudah mencetak lebih dari 50 gol di berbagai ajang untuk Barcelona musim ini. Kehilangan Neymar, lalu separuh musim Suarez cedera, praktis Messi sendirian di lini serang. Alhasil, titel juara Liga Spanyol direngkuh Real Madrid, titel juara Liga Champions direngkuh Bayern Munchen.

 "Kami tim tidak tak menentu dan lemah. Madrid melakukan tugas mereka mereka dengan memenangi semua laga, tapi kami sendiri juga membantu mereka juara. Kami harus kritis dengan cara kami bermain, dimulai dari para pemain dan seluruh anggota manajemen klub," kata Messi.

Bukan hanya soal Neymar, Messi jengah dengan keputusan manajemen klub yang memecat pelatih Ernesto Valverde dipecat saat tim berada di puncak klasemen. Dan, pengganti yang ditunjuk manajemen Barcelona mirip dengan kasusnya Neymar, lagi-lagi tidak sebanding.

Quique Setien dipilih manajemen klub menukangi Barcelona karena ia kerap melontarkan pujian kepada pelatih legenda Johan Cruyff. Quique Setien pernah bilang rela jarinya dipotong hanya demi bermain di klub Barcelona era Johan Cruyff. Meski saat itu menukangi klub semenjana Real Betis, Setien mengaku lebih mengagumi pemain klub lain, yakni sang kapten Barcelona.

Setien mengaku ada seragam Barcelona Lionel Messi menggantung di dinding rumahnya meski ia pelatih klub Real Betis. Sayangnya di mata Messi, Setien tak lebih dari seorang penggemar yang bekerja di klub idola, dan sialnya sebagai seorang pelatih utama!

Messi berang melihat tingkah manajemen Barcelona yang seolah merasa kurang menambah beban di pundaknya. Kehadiran Setien justru menambah problem klub Barcelona yang sudah kompleks. Sebab, sepanjang musim ini, telah mencuat skandal "Barcagate" yang menerpa Presiden Josep Bartomeu di media sosial.

Selain skandal "Barcagate", Presiden Josep Bartomeu dinilai sering bertindak arogan sehingga enam petinggi klub mundur, dan itu jelas menganggu fokus para pemain di lapangan. Messi yang semestinya fokus dengan urusan mencetak gol dan bermain di lapangan jelas ikut terganggu.

Karena berada di lapangan, jelas Messi hanya bisa gundah, tapi lagi-lagi blunder dilakukan pihak manajemen klub. Direktur Olahraga Barcelona, salah satu petinggi klub yang tersisa, Eric Abidal, justru bilang ke media massa bahwa penyebab pemecatan pelatih Ernesto Valverde adalah para pemain.

Pihak klub tidak masalah dengan Ernesto Valverde, tapi para pemain bermasalah dengan Ernesto Valverde, dengan dibuktikan gagal merengkuh trofi Liga Champions Eropa alias sengaja tidak bermain sepenuh hati di lapangan. Jelas sang kapten Barcelona yang berada di lapangan mencak-mencak. Dia merasa harus melindungi rekan-rekannya di lapangan.

Messi menyerang balik Eric Abidal dengan menyindir, baru kali ini kursi kepelatihan ditentukan oleh para pemain, bukannya manajemen klub. Messi semakin gerah, Barcelona memutuskan menjual nama stadion "Camp Nou" ke sponsor, siapapun yang bisa membayar. Idelogilah yang membuat Barcelona berbeda dengan Real Madrid. Itulah sebabnya dulu Messi sangat bangga membela Barcelona.

Tapi, lambat laun Barcelona klub kesayangannya semakin berubah dan terus berubah, bahkan sampai mengorbankan ideologi. Barcelona sekarang lebih komersil daripada Real Madrid. Nama stadion Santiago Bernabeu tidak pernah sampai diutak-atik manajemen Real Madrid meskipun mereka terkenal sebagai klub yang sangat komersil di dunia.

Performa manajemen klub pun berimbas ke lapangan hijau. Pemain-pemain yang didatangkan manajemen klub selalu tidak memenuhi ekspektasi Lionel Messi yang selalu haus trofi. Puncaknya, turnamen sekecil Copa Del Rey pun lepas dari genggaman Barcelona yang sudah diperkuat seorang Lionel Messi, dan itu jelas sangat memalukan bagi seorang pemain berlabel terbaik dunia.

Messi semakin putus asa dengan manajemen klub Barcelona, bahkan sikap Messi didukung oleh para legenda Barcelona, macam Carles Puyol. Kapten El Barca tepat di atas Messi. Hanya ketika Puyol pensiunlah, ban kapten melingkari lengan Messi.

Barcelona hanya pernah nirgelar di akhir musim 2007 lalu. Ketika terjadi tahun kekosongan di Barcelona. Saat itu masih masa peralihan dari era Ronaldinho ke era Lionel Messi. Saat itu Messi masih pemain remaja Barcelona yang baru promosi dari akademi La Masia.

Di tengah kemarahan dan kekecewaan Messi, Barcelona di bawah Presiden Josep Bartomeu membuat sensasi lagi, yakni dengan arogan menunjuk pelatih baru yakni Ronald Koeman asal Belanda. Selain bukan merupakan pelatih idaman Messi, manajemen klub menambah musuh baru yakni Quique Setien.

Kaget melihat pemberitaan media massa yang bilang Barcelona mengangkat Ronald Koeman sebagai pelatih baru, Quique Setien bergerak cepat mengirim burofax (dokumen hukum) ke klub untuk mengetahui kejelasan nasibnya. Quique Setien mengirimkan burofax tersebut karena ia belum mendapat kejelasan nasib.

Burofax sendiri merupakan sejenis layanan pos negara Spanyol hanya untuk mengirimkan dokumen penting karena burofax biasanya digunakan untuk keperluan pengadilan. Barcelona bilang ke media telah memutus kontrak Setien pada 17  Agustus 2020, beberapa hari setelah Barcelona memastikan diri berhasil nirgelar musim ini, tapi di kenyataan ternyata manajemen Barcelona belum resmi memutus kontrak Setien yang masih 3 tahun.

Quique Setien tidak terima dengan hanya membebastugaskan sebagai pelatih karena pada dasarnya ia tidak masalah dipecat Barcelona. Masih ada banyak klub lain yang bisa ia tukangi. Tapi masalahnya bagaimana mau melatih klub lain jika statusnya masih karyawan Barcelona?

Atas semua rentetan masalah itu, pihak Lionel Messi dikabarkan sudah mengirim faksimil resmi meminta dilepas ke klub lain, karena manajemen klub pernah berjanji bersedia melepasnya kapanpun ia mau. Mengingat jasa Lionel Messi yang begitu besar bagi kejayaan satu dekade klub Barcelona.

Sayangnya janji tinggal janji... Pihak manajemen Barcelona akhirnya membuka topengnya. Pihak Barcelona tidak mau melepas Messi begitu saja. Messi akan dimasukkan ke daftar jual jika memang ingin hengkang

Bahkan, mantan Presiden Barca Joan Gaspart mendukung Presiden Barcelona saat ini, Josep Bartomeu. Ia menyebut Messi harus menghormati kontrak. Joan Gaspart mendukung manajemen klub untuk mempersulit Messi hengkang.

Manajemen klub didukung bekas presidennya, Joan Gaspart, untuk mendapatkan uang setidaknya 700 juta euro dari hengkangnya Messi. Joan Gaspart tak segan ingin memberi pelajaran ke Lionel Messi. Lebih baik melepas Messi secara cuma-cuma tapi saat Messi sudah lebih tua, yakni di usia 34 tahun, daripada melepasnya di usia sekarang dengan hanya dapat uang 699 juta euro sekalipun.

"Saya lebih memilih dia pergi tahun depan secara cuma-cuma ketimbang sekarang dengan nilai kurang dari 700 juta euro. Klublah yang berkuasa di sini, bukan pemain. Saya sangat menyayangi Messi, tapi saya lebih sayang Barcelona. Biarkan klausul rilis itu ditebus," semprot sang mantan presiden klub. 

Tak ayal banyak pendukung klub Barcelona dan banyak legenda klub sekalipun membela keputusan Lionel Messi meskipun itu sangat pahit.

Referensi : Satu, Dua, Tiga, Empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun