Siapa yang tidak ingin jadi anak angkat seorang Cristiano Ronaldo? Jika ia menyukai dunia sepakbola, maka ia akan mengerti seberapa besar nama Cristiano Ronaldo. Martunis adalah anak yang beruntung itu. Martunis yang asli anak Indonesia diangkat jadi anak oleh pemain Juventus yang identik dengan sebutan CR7 itu pada tahun 2004.
Martunis memang sangat beruntung. Di saat kampung halamannya, Aceh, diterjang tsunami pada tahun 2004 ia sedang bermain bola dengan teman-temannya dan memakai kaos bernomor 10 Timnas Portugal saat itu. Martunis memakai jersey Rui Costa.
Fasilitas paling mewah itu adalah...
Menurut saya, fasilitas paling mewah yang diberikan Cristiano Ronaldo pada Martunis adalah dapat profesional kontrak dari Sporting Lisbon.
Sebab, rasanya mustahil pesepakbola muda asli Indonesia rasanya mendapat profesional kontrak dari salah satu klub raksasa Liga Eropa, mengingat Sporting Lisbon adalah klub ibukota Portugal. Egy Maulana Vikri yang notabene adalah talenta emas di Timnas U-19 saja hanya bisa menembus Liga Polandia yang kalah mentereng daripada Liga Portugal.
Itupun Egy Maulana Vikri tidak dikontrak oleh klub ibukota Polandia. Egy hanya dikontrak klub yang bermarkas di kota Gdanks. Bukan oleh klub yang bermarkas di Warszawa, ibukota negara Polandia. Pesepakbola muda asli Indonesia yang tidak pernah memperkuat Timnas Indonesia kelompok umur berapapun mustahil akan dikontrak Sporting Lisbon jika bukan karena pemberian Cristiano Ronaldo.
Berkat sang megabintang CR7, Martunis pemuda Aceh mencicipi berlatih di klub raksasa Sporting Lisbon, Portugal, bahkan dikontrak profesional selama setahun pada tahun 2015. Tidak sekedar trial dua-empat minggu seperti beberapa bintang muda Timnas Indonesia pada umumnya yang pernah di luar negeri.
Martunis diinformasikan tidak pernah diturunkan di Liga Portugal apalagi di Liga Champions, karena ia dikabarkan kesulitan menembus skuad inti Sporting Lisbon. Sehingga sampai kontrak habis ia tertahan di tim akademi Sporting Lisbon.
Terkait tudingan bahwa Martunis menyia-nyiakan pemberian dari Cristiano Ronaldo yang sangat mewah tersebut, sang manajer Martunis, Munawardi, sendiri pernah membela kliennya. Menurutnya, Martunis bukannya tidak ingin berkarier di Sporting, Martunis hanya tidak cakap berkomunikasi dan orangnya tidak betahan berproses jadi pemain sepakbola profesional. Padahal, berkata nama besar Cristiano Ronaldo yang mana kapten Timnas Portugal, Martunis sebenarnya diberikan opsi perpanjangan kontrak dengan Sporting Lisbon pada tahun 2016.
Munawardi mengungkapkan, Martunis tidak terima mendapatkan latihan yang tidak seperti ia harapkan. Dia tidak mau lagi balik ke Sporting Lisbon karena berpikir ia hanya akan disuruh lebih banyak berlatih sendiri di tempat fitness dan latihan sendiri lapangan kecil. Akhirnya  kebersamaan Martunis bersama Sporting Lisbon hanya bertahan satu musim.
Munawardi bercerita, sebenarnya ia sudah mengusahakan kliennya untuk bisa lanjut di klub Indonesia. Memaklumi Martunis memang tidak kuat berkarier di benua Eropa, meskipun cuma berlatih dengan pemain-pemain akademi Sporting Lisbon. Munawardi sudah mengupayakan Martunis bisa masuk Persiraja U-21 dan PS TNI U-21, tapi ia selalu gagal seleksi karena terlalu banyak mengeluh. "Sporting Lisbon sebenarnya peluang emas, tapi dia tak berani ambil risiko berjuang di negeri orang, jauh dari keluarga dan kampung halaman.
Akhirnya kondisi Martunis jadi seperti ini. Bahkan, kami harus desak dia untuk mau latihan di Persiraja, di klub-klub yang ada di Banda Aceh termasuk Pra-PORA, tapi dia hanya mau beberapa kali datang. Akhirnya keluhannya segala macam. Memang kembali lagi ke niat dia, motivasi dia dari dalam," kata Munawardi pada CNN Indonesia.
Referensi : bleacherreport.com/, cnnindonesia.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H