Mohon tunggu...
Doni Febriando
Doni Febriando Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Newbie

Hanya seseorang yang biasa-biasa saja tapi telah menemukan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Fashionable" seperti Kate Middleton? Kenapa Tidak

12 Maret 2018   15:12 Diperbarui: 12 Maret 2018   15:23 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian tas zaman old adalah tas cuma sekadar wadah tempat membawa barang-barang penting saat bepergian. Sementara pengertian tas zaman now lebih dari sekadar itu. Pengertian dan pemaknaan masyarakat zaman now tentang tas adalah fashion.

Tas di masa kini menampilkan beragam fungsi. Tak sekadar sebagai tempat menaruh dompet, tempat menyimpan perlengkapan kosmetik, dan tempat menaruh gadget.Tas di masa kini sudah merupakan salah satu bentuk komunikasi ke orang lain. Tas favorit kita bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu ke kerabat, teman dekat, dan relasi. Pesan tentang asal budaya kita, apa hobi kita, status sosial ekonomi kita, dan bahkan bagaimana karakter kita. Jika kita senang mengikuti mode yang beraksen dinamis dan sporty, orang-orang di sekitar jadi bisa menilai bahwa karakter kita adalah penyuka tantangan---yang otomatis juga seseorang yang senang belajar hal baru.

Fashionkita menunjukkan siapa kita.

Kecenderungan kita pada suatu fashion, terlebih pada sesosok role model,semakin mengomunikasikan apa mimpi-mimpi kita dan idealisme kita. Bisa kita lihat dari fenomena Kate Middleton. Perempuan yang besar di Bucklebury, Berkshire, ini telah tumbuh menjadi ikon fashion baru di Inggris. Lebih tepatnya sejak menjadi tunangan Pangeran William dari Kerajaan Inggris Raya. Gaya penampilannya kini jadi sorotan publik, bahkan menjadi salah satu kiblat fashiondunia. Tak hanya influencetren mode masyarakat lokal Inggris saja.

Sejak jumpa pers pertama kali untuk mengumumkan pertunangannya dengan Pangeran William, setiap item yang dikenakan Kate Middleton--dari topi di kepala hingga sepatu di kaki--selalu diulas pebagai majalah fashionglobal. Contoh termudahnya adalah fenomena langsung melejitnya desainer "pemula" Bojana Sentaler. Berkat mantel abu-abu berkerah lebar yang diproduksinya dipakai oleh Kate Middleton selama tur ke negara Kanada, desainer yang baru berkarya 7 tahun pada 2012 lalu itu, ketika peristiwa tak tertuga itu terjadi, barang-barang fashion dari label dirinya langsung laris manis dibeli secara online. Tentu saja terutamanya yang paling laris dipesan adalah produk setipe mantel abu-abu berkerah lebar. Pokoknya seperti yang dipakai oleh The Duchess of Cambridge cantik itu.

Memang fashionkita menunjukkan siapa kita. Banyak orang di dunia, tak cuma masyarakat lokal di Inggris, cenderung menyukai apapun yang dikenakan Kate Middleton pasca jadi tunangan Pangeran William adalah karena salah satu fungsi fashion adalah cultural display seseorang. Fashion sesungguhnya adalah pertunjukkan kelas sosial ekonomi dan pertunjukkan siapa mereka dan di kelas sosial mana mereka berada serta kelas ekonomi mana mereka berada. Lalu kenapa Kate Middleton?

Dari sudut psikologi komunikasi, Kate Middleton adalah personifikasi dari cerita dongeng ala Cinderella. Tuan putri Kerajaan Inggris Raya yang berasal dari Bucklebury, Berkshire, alias seorang calon Ratu Inggris yang dari kalangan masyarakat biasa. Kate Middleton adalah gambar dari sebuah kemungkinan---yang diinginkan masyarakat modern global. Seolah ingin menggambarkan bahwa: Semua mungkin. Semua bisa. Kate Middleton adalah buktinya. Dari bukan siapa-siapa, menjadi seorang calon ratu.

Kate Middleton melambangkan cerita dongeng ala Cinderella secara sempurna.

Maka menyerupai penampilan Kate Middleton adalah kebanggaan bagi masyarakat modern global. Pertama, Kate berhasil seorang pribadi yang mandiri, bukan menjadi "the next Diana". Diana adalah Diana, dan Kate adalah Kate. Perkara "Putri Kate bukanlah Putri Diana" inipun ditegaskan oleh Pangeran William dan diamini banyak kalangan. Kate dalam banyak hal memang berbeda dengan Diana, meski keduanya sama-sama perempuan biasa yang dipersunting pangeran.

Kedua,Kate masuk ke keluarga Kerajaan Inggris Raya dalam usianya yang matang, yakni usia 29 tahun, dan berbekal pendidikan yang cukup---ia bertemu Pangeran William di kampus. Bahkan, ini berbeda dengan sosok Lady Diana sekalipun, yang dinikahi Pangeran Charles di usianya yang baru 19 tahun dan kurang pendidikan. Jelas ini membuat seorang Kate dianggap mewakili banyak impian terpendam orang-orang, dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika masyarakat modern global bisa menyerupai dirinya, minimal melalui fashion.

Ada banyak cara dilakukan orang untuk menunjukkan identitas atau menunjukkan "identitas seperti". Salah satu yang paling kerap dipilih adalah menggunakan fashion---mulai dari topi, kacamata, tas, hingga kaos warna kaki dan jenis sepatu---yang dikenakan idolanya. Itu seperti pernyataan-pernyataan implisit bahwa ia berafilisiasi dengan sosok atau kriteria ideal tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun