Mohon tunggu...
Donky don
Donky don Mohon Tunggu... Jurnalis - Takj pernah menemukan jalan keadilan

aquarius

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haryanto Sikapi Sekolah di Pati

19 Juli 2020   16:36 Diperbarui: 19 Juli 2020   16:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bratanews_Pati Kota _19/7/2020_ DD-  hari ini,Bupati Pati Haryanto , mengadakan rapat virtual mendadak bersama Kepala Disdikbud serta Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda. Rapat ini membahas tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring, Setelah kemarin melakukan sidak ke sejumlah sekolah." menyikapi MPLS tahun ajaran 2020-2021, saya melaksanakan rapat secara virtual dan ini kita lakukan secara mendadak setelah kemarin kami juga telah melakukan sidak di beberapa sekolah SMA, SMP maupun Madrasah Aliyah,"ungkap Haryanto.


Rapat mendadak secara virtual ini dilakukan oleh Bupati Haryanto, karena kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat. Meskipun dalam sidak kemarin sekolah sudah melaksanakan MPLS secara daring. memberikan penegasan bahwa dalam proses pembelajaran di masa new normal, yang paling penting adalah menyelamatkan anak didik kita dan juga para Bapak/Ibu Guru,"tegasnya.Prinsip pertama yang menjadi pedoman adalah keamanan dalam pembelajaran. "Dan itu bisa terwujud jika metode belajar mengajarnya dilakukan secara daring sehingga bisa mentaati protokol kesehatan",   Haryanto. kedua,  Pelaksanaan pembelajarannya harus efektif, produktif dan inovatif. "Sebisa mungkin waktu pembelajarannya dapat dipersingkat dan jangan sampai membebani anak-anak kita," Haryanto.


Menurut Bupati Haryanto yang teroenting adalah para guru tahu sampai sejauh mana kemampuan anak didiknya.
"Insya Allah  kedepan  model pembelajaran secara daring ini adalah metode yang paling baik di masa pandemi Covid-19, sebab alhamdulillah selama ini saya belum mendapatkan temuan siswa maupun guru yang terpapar Corona. Hal ini tentu karena pertemuan tatap muka guru dan murid telah di minimalisir sejak awal," jelasnya. Haryanto juga mengatakan bahwa siswa pada dasarnya saat disapa lewat virtual, itu sudah sangat senang sekali. "Mereka sudah merasa diperhatikan jadi tidak perlu tatap muka, namun kalau nanti kurva Covid-19 di Pati sudah melandai, kebijakan-kebijakan ini, tentu kita akan kami evaluasi kembali", terangnya .


Haryanto pun menyayangkan masyarakat yang kadang masih kurang memahami pengertian new normal. "Banyak yang mengira bahwa tatanan normal baru artinya bebas padahal kan new normal adalah kehidupan yang dibatasi dengan peraturan yang ada," tutur Bupati.
Karena itu,  dalam Perbup Pedoman Menuju Tatanan Normal Baru, Bupati pun menyiapkan sanksi bagi para pelanggar aturan menuju new normal.
"Kemudian saya juga memberikan izin kepada Kepala Kemenag khususnya di madrasah negeri maupun swasta. Namun dengan adanya kejadian-kejadian atau cluster baru di daerah lain maka Pemkab Pati hanya mengeluarkan tujuh ijin pemulangan santri ke pondok pesantren. Ini juga bukan harga mati karena nanti dalam perkembangannya akan kita evaluasi", jelasnya panjang lebar. "Semua upaya pencegahan itu, dilakukan Pemkab untuk menghindari kemungkinan adanya ledakan yang kedua akibat Covid-19. Akhirnya kita juga nantinya yang akan kuwalahan, 

hal ini dilakukan agar mata-mata Covod terputus" pungkasnya ( Bratanews )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun