ketika saya ssduah lama tidak menjumpai seorang kawan waktu kuliah di sastra unggris di sebuah Universitas ternama dulu , aku menemukan tulisannya menarik untuk kita cermati dan dibagikan sebagai pengalaman kita , Karena setipa mulai bangun Pagi, pergi dari rumah, baik jauh maupun dekat, saya selalu menulis.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan saat dibukukan saya bisa menulis 100 halaman buku dalam satu hari. Terutama tulisan ringan tentang perjalanan. Namun, akhir-akhir ini karena banyak sekali kesibukan yang harus di urusi, kebiasaan menulis sementara bergeser menjadi kebiasaan yang lain. Tentu saja yang tidak kalah pentingnya. Menulis itu penting tetapi kadang hidup ini harus mempertimbangkan prioritas untuk yang lain
dari  mancanegara, kali ini  akan berbagi tips kepada teman-teman yang mungkin belum pernah sama sekali melakukan perjalanan perjalanan ke luar negeri, baik dalam rombongan, apa lagi sendirian seperti yang  kita  lakukan saat.
Sebenarnya melakukan perjalanan ke luar negeri dengan menggunakan pesawat terbang sama dengan melakukan perjalanan-perjalanan yang lain di dalam negeri. Hanya saja, ada beberapa prosedur yang harus dilewati, dan tentu tingkat kerumitannya sedikit agak lebih tinggi. Ini berlaku baik ketika kita memasuki area penerbangan internasional di negara sendiri maupun di negara orang lain.
Contoh, mungkin bagi teman-teman yang biasa melakukan perjalanan domestik lewat bandara, adalah hal biasa bila sebelum melakukan penerbangan kita harus melewati beberapa kali scanning, dari sebelum memasuki terminal keberangkatan hingga mencapai gerbang ruang tunggu keberangkatan, sesaat sebelum boarding. Hal yang sama pun terjadi pada perjalanan melalui penerbangan internasional.
Namun, dalam penerbangan internasional tata cara scanning masing-masing negara bisa saja berlainan. Ada yang harus mencopot sepatu dan dompet, mengeluarkan laptop dan gadget dari tas, dan lain-lain. Semua tergantung peraturan dan alat yang digunakan.
Yang paling penting justru bagaimana kita bisa memanage waktu dengan baik sehingga segala urusan terkait dengan penerbangan bisa berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah beberapa tips untuk melakukan perjalanan internasional yang mungkin bisa menjadi tambahan informasi bagi teman-teman.
Pertama, pastikan ticketing kita beres. Pembelian tiket boleh jadi melalui agensi yang mengurusi perjalanan kita di negara lain, namun seringkali kita sendiri yang harus melakukannya.Â
Jika yang mengurusi adalah agency tentu menjadi lebih mudah, tetapi jika yang mengurusi adalah kita sendiri maka kita membutuhkan sedikit pemikiran untuk mengatur strategi bagaimana agar penerbangan bisa lancar, efektif, efisien dan kalau bisa ekonomis. Beberapa layanan perjalanan online bisa menjadi pertimbangan untuk   mengatur strategi kita.
Kedua, pastikan waktunya cukup. Waktu terbaik untuk mulai berada di sebuah bandara internasional kisarannya adalah dua jam sebelum keberangkatan. Kalau perlu malah dua jam sebelum boarding. Waktu boarding biasanya bervariasi 30 sampai 40 menit dari keberangkatan pesawat.Â
Waktu bisa menjadi lebih singkat atau lebih panjang untuk segala macam pemenuhan prosedur di dalam penerbangan internasional. Biasanya tergantung pada seberapa besar bandara tersebut. Jarak yang harus ditempuh untuk memenuhi prosedur dari satu titik ke titik yang lain sangat menentukan seberapa lama waktu yang digunakan.
Jadual Penerbangan saya pagi ini adalah pada pukul 08.20 waktu Bangkok, sama dengan Waktu Indonesia Barat. Jadi saya harus memastikan pada pukul 06.20 saya sudah sampai di bandara Swarnabhumi. Cabut dari hotel Tongtara pada pukul 05.15 , pukul 05.50 saya sudah berada di bandara. Jadi saya punya waktu dua setengah jam untuk mempersiapkan diri di bandara.
Sedikit sisa waktu saya akan gunakan untuk mengeksplorasi patung dewa Shiwa di atas karang yang dibelit oleh naga raksasa berkepala tiga dan diperebutkan 18 orang dewa.Â
Itu adalah ikon bandara Swarnabhumi yang sangat menakjubkan. Tahun lalu saya sempat membuat video hasil karya maestro yang hebat itu, tetapi sayang video hilang bersama ponsel yang mati di perairan Karimunjawa saat snorkeling. Jadi saya gagal membuat tulisan tentangnya.
Ketiga pahami segala informasi, rambu-rambu, dan prosedur dengan sebaik-baiknya sebelum implementasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa bandara-bandara internasional pasti menggunakan bahasa internasional untuk menyampaikan informasi, maka setidaknya kita harus tahu bahasa Inggris dasar yang berisi informasi penting untuk penerbangan kita.Â
Selain itu, bandara internasional, terutama bandara utama yang berada di ibukota negara, biasanya merupakan kawasan yang sangat luas. Jalur yang kita lalui cenderung panjang, naik turun, dan kadang harus berbalik lagi di sisi atau di lantai yang berbeda. Saya harus berjalan sekitar dua kilometer di bandara Soetta dan menempuh jarak yang kira-kira sama di bandara Swarnabhumi.Â
Perjalanan dihitung dari masuk awal terminal keberangkatan, check-in, urusan imigrasi, sampai masuk ke ruang tunggu keberangkatan. Itu jarak yang cukup jauh dan menghabiskan waktu untuk ukuran pejalan kaki, walaupun sudah disediakan lift, eskalator naik turun maupun datar, atau bahkan kereta golf.
Dengan panjangnya jalur dan banyaknya jumlah ruang dan kawasan-kawasan di bandara maka kita harus waspada terhadap rambu-rambu. Meleset sedikit saja kita bisa tersesat dan waktu menjadi korban.Â
Demikian juga prosedur yang ada harus dipenuhi sesempurna mungkin. Misalnya, paspor atau buku meningitis (jika haji atau umrah) harus yang masih berlaku, tidak memfoto di ruang imigrasi, tidak membawa barang-barang yang dilarang, membangkang pada petugas, dan lain-lain. Jangan sampai kecerobohan kita karena tak patuh prosedur menghambat perjalanan.
Ke-empat, mulailah dengan melihat papan pengumuman jadwal penerbangan. Begitu memasuki pintu masuk terminal keberangkatan penerbangan internasional, yang pertama perlu dilakukan adalah memastikan jadwal keberangkatan dan di mana kita bisa melakukan check in.Â
Kita bisa melakukannya dengan melihat di papan pengumuman elektronik. Semua penjadwalan biasanya sudah terpampang di layar lebar di hall utama terminal keberangkatan. Ibarat hotel, tempat itu seperti lobinya. Petugasnya adalah papan pengumuman tadi. Papan pengumuman itu selain menampilkan kepastian jadwal keberangkatan juga memberikan petunjuk counter tempat kita melakukan check in.Â
Seperti halnya di Swarnabhumi ini, karena tempatnya sangat luas maka masing-masing check in counter diberi nama tersendiri. Setelah saya melihat papan jadwal penerbangan, terlihat penerbangan Thai Airways No. TG 433 dari Bangkok ke Jakarta adalah pukul 8.20, berarti tepat waktu sesuai tiket online yang dibooking. Check in telah diperbolehkan dan letak check in counter di bagian J.
Kelima, lakukan check in dengan benar. Datangi check in counternya dan siapkan segala persyaratannya. Masuklah ke dalam antrian di depan check in counter sesuai dengan urutan dan jangan berbuat konyol, misalnya menyela antrian atau menyelusup dibawah sabuk pembatas antrian. Biasanya persyaratan yang dibutuhkan adalah paspor dan tentu saja tanda bukti pembelian tiket beserta kode booking penerbangannya.Â
Kita cukup menunjukkan soft kopinya di dalam ponsel kita, atau kita menyebut nama saja sambil menunjukkan paspor, biasanya petugas langsung tahu karena nama kita sudah tersimpan di database. Tidak sampai 5 menit tiket sudah akan kita terima, apalagi jika tanpa bagasi.
Ke- enam, baca baik-baik tiket yang sudah kita terima. Informasi terpenting di dalam tiket adalah kapan waktu boarding dan di mana tempatnya. Tentu saja kita duduk di seat berapa juga penting, tetapi itu dipikir belakangan saja setelah sampai di pesawat. Biasanya gerbang keberangkatan atau gate ditandai dengan nomor ataupun huruf.Â
Setiap maskapai memiliki kecenderungan untuk menggunakan gate-gate tertentu untuk pemberangkatan penumpang mereka. Kemampuan membaca tiket dengan cepat dan mengingat-ingatnya akan berhubungan dengan kecepatan untuk membaca rambu-rambu dan membantu kita mencapai ruang tunggu keberangkatan dengan lebih baik.
Ke-tujuh, hadapi petugas imigrasi dengan tenang. Setelah mendapatkan tiket dari check in counter, ikuti jalur menuju bagian imigrasi dengan tertib. Perhatikan rambu-rambu yang ada dengan baik sehingga tidak lagi perlu bertanya-tanya atau muka kita terlihat kebingungan. Masuklah ruang imigrasi dengan tenang dan percaya diri.Â
Para petugas imigrasi biasanya berwajah dingin dan mudah curiga, karena bagian ini adalah pintu pertama memasuki sebuah negara. Jika di bagian ini sembarangan orang dibiarkan masuk, itu bisa membahayakan negara.Â
Dari sekian banyak negara yang pernah saya kunjungi, hanya petugas imigrasi negara Ethiopia yang tersenyum ramah kepada para pengunjung negaranya. Bagi saya itu adalah anomali. Mungkin itu cara mereka agar banyak orang mancanegara yang berkunjung ke negaranya.
Siapkan paspor, visa yang masih berlaku (jika negara tujuan mewajibkan visa), buku kuning suntik meningitis (untuk haji atau umroh), dan tiket yang dijadikan satu.Â
Bila kita sudah mengunjungi suatu negara dan keluar dari negara itu kita harus menyertakan bukti kunjungan yang berupa sobekan lembar formulir yang sudah distempel yang sebelumnya sudah diisi pada saat kita datang ke suatu negara. Pramugari biasanya membagikan formulir sesaat tersebut sebelum kita mendarat.Â
Di beberapa negara yang waspada terhadap penyebaran virus Corona, formulir kewaspadaan virus Corona juga dibagikan. Kita wajib mengisinya dan memberikan potongannya kepada petugas, potongan lainnya kita simpan untuk jaga-jaga jika ada apa-apa dengan kita yang berhubungan dengan Corona akan terlacak.
Dihadapan petugas imigrasi biasanya kita diminta untuk melakukan scanning sidik jari. Pertama terhadap empat jari kiri dan kanan kita, lalu dilanjutkan dengan scanning kedua jempol. Kalau di Bangkok caranya dengan menekan kuat-kuat layar pembaca sidik jari yang diletakkan di hadapan kita. Kalau di Arab Saudi yang cowok bisa saja baper, apalagi jika tidak fokus.Â
Sekarang ini di bagian imigrasi bandara Riyadh, kita akan dilayani oleh gadis-gadis cantik berkulit putih dengan memakai pakaian seperti ninja. walaupun pakaiannya seperti ninja tetapi bagian mata dan hidung nya tidak bisa menyembunyikan kecantikan mereka. Tangan mereka yang halus akan dengan cekatan memegang tangan kita dan membantu menekan jari jemari kita ke alat scanning sidik jari.Â
Bagi yang imannya kuat mungkin itu no problem, namun bagi yang imannya tidak kuat, penumpang cowok bisa dibuat gagal fokus. bahkan yang imannya kuat, namun imronnya tidak kuatpun setali tiga uang . Bagaimana tidak? Tangan-tangan berjemari lentik itu hanya berlapiskan sarung tangan plastik yang sangat tipis. Kulitnya yang lunak dan lembut akan terasa sekali saat jari-jemari itu memegang jari-jemari kita dalam hitungan berdetik-detik .
Jika perjalanan kita adalah perjalanan meninggalkan negara tersebut biasanya yang discan hanya empat jari saja. Jika kita memakai masker, lepaskan dulu sementara waktu, pastikan bahwa di hadapan petugas imigrasi wajah kita tidak tertutup sama sekali. Pastikan wajah kita menghadap ke dalam kamera karena petugas imigrasi sedang memeriksa layar komputernya yang berisi wajah kita yang dicocokkan dengan wajah di paspor yang kita miliki.
 kedelapan, siapkan diri untuk menghadapi scanning. Scanning penerbangan internasional biasanya lebih ketat. Siapkan diri untuk membuka alroji, jaket, ikat pinggang, topi, dan sepatu. Keluarkan gadget yang biasa di dalam saku. Di negara tertentu seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan lain-lain bahkan dompet juga harus dikeluarkan.Â
Ini berbeda dengan di Indonesia, Arab Saudi, Ethiopia, atau negara-negara yang memiliki standar tersendiri untuk scanning. Pastikan tidak membawa benda tajam, cairan lebih 100ml, permainan yang menggunakan radio control, powerbank lebih dari 20.000 mega ampere, dan lain-lain. Pendeknya hindari segala hal yang dilarang berada di dalam tubuh kita maupun barang bawaan kita yang kita bawa ke dalam bagasi kabin.
Jika di bagian imigrasi dan bagian scanning berjalan lancar maka bisa dikatakan bahwa 90% prosesan meninggalkan atau menuju sebuah negara di bandara internasional itu sudah beres. Â kesembilan, segera menuju gerbang ruang tunggu keberangkatan secepat mungkin.Â
Sebagaimana sudah saya tuliskan di atas, gerbang ruang tunggu keberangkatan kita biasanya tertera dengan jelas di tiket. Kalau ada perubahan nantinya akan ada pengumuman resmi. Yang perlu diperhatikan, hematlah waktu dengan berjalan cepat. Tempat paling jauh dari sebuah seluruh proses persiapan terbang di bandara internasional adalah gerbang ini. Kita bisa berjalan 1 km lebih hanya untuk menuju bagian ini.
Saat di bandara Suvarnabhumi, saya sudah melihat di tiket bahwa gerbang ruang tunggu keberangkatan yang harus saya datangi adalah D4. Saya mempersepsikan bahwa gerbang D dari nomor kecil sampai besar ditempuh pada arah yang sama. Maka saya mengambil rute ke arah kanan dari ikon patung dewa Shiwa.
Saya berjalan santai sambil mempraktikkan metode Menemu Baling karena waktu masih longgar. Namun persepsi saya ternyata keliru. Setelah saya berjalan kurang lebih 500 meter dan gerbang itu tidak ketemu barulah saya menyadari bahwa arah yang saya tempuh salah.
Setelah saya cermati ternyata arah yang saya tuju di rambu-rambu adalah D 5-8. Maka saya harus kembali lagi menempuh 500 meter lagi untuk kembali ke tempat semula dan menemukan rambu-rambu yang benar. Ternyata arah yang harus saya tempuh sesuai rambu-rambu adalah menuju gerbang D1-4 yang arahnya ke sebelah kiri patung dewa Shiwa.
Ini adalah pelajaran yang berharga. Berjalan tambahan 1 km karena tersesat sehat sih, tapi tidak disarankan, terutama ketika waktu di bandara tidak longgar. Maka supaya tidak tersesat dan menghabiskan waktu yang tidak perlu kita harus melihat rambu-rambu dengan cermat dan berjalan dengan cepat. Jika kita sudah bisa sampai di gerbang keberangkatan sebelum waktu boarding, maka amanlah kita.Â
Jangan sampai nama kita dipanggil sampai yang ketiga kalinya dan kita belum sampai tempat boarding, alamat kita bisa ketinggalan pesawat dan tinggal lebih lama di luar negeri. Sebagai kompensasinya, mungkin biaya hotel dan pembelian tiket baru harus kita tanggung( Bratapos)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H