Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wintang Bomantara Kehilangan 10 Kursi, Tirto Turonggo Pidato di Dongeng Kopi

24 Maret 2024   21:42 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak ontrang ontrang partainya mau dibajak oleh orang dalam istana, Partai Wintang Bomantara semakin pedas mengkritik baginda. Sikapnya selalu berseberangan dengan kebijakan apa saja yang dikeluarkan kutanagari.

Tirtoyudho, pendiri partai Wintang Bomantara memaksa anaknya Tirto Turonggo yang menjadi perwira muda Laskar Bela Rimba untuk berhenti dan mengurus partai yang telah menghantarkan ayahnya menduduki singgasana rimba raya sebelum Babiwi.

Keputusan yang gegabah sesungguhnya mengingat Tirto Turonggo adalah salah satu perwira cemerlang yang punya kesempatan menjadi Jendral besar jika sabar meniti karir. Adiknya Senggung Garangan yang digadang gadang menggantikan ayahanda rupanya jauh panggang daripada api. Kecerdasannya jauh dari harapan. Padahal lulusan pawiyatan Simhapraja di bidang manajemen organisasi. Tetapi ilmu kepemimpinannya tidak mengalir deras dari darah Tirtoyudho sehingga sering blunder mengakibatkan namanya masuk dalam daftar cekal komisi anti rasuah. Bahkan di kalangan para burung pembawa kabar, Senggung Garangan selalu minta daftar pertanyaan untuk mempersiapkan jawaban. Ia selalu menolak bila harus menjawab secara spontan dengan pertanyaan tidak terdeteksi.

Nyaris selama lebih dari seratus purnama, Wintang Bomantara menjadi oposisi bagi istana. Sepanjang itu pula simpati rakyat rimba meningkat dengan sikap keberpihakan pada keadilan. Tirto Turonggo optimis bahwa partainya akan mendulang gemilang di pemungutan suara bila hal ini terus dipertahankan. Sayangnya gula gula kekuasaan memang manis, Tirto Turonggo tergoda tawaran Babiwi untuk mendapat jabatan, sehingga kemarin di pemungutan kehilangan sepuluh kursi. Suara Wintang Bomantara jeblok tak secemerlang saat dipegang ayahnya dulu.

Guna menutupi kekecewaannya kadernya, Tirto Turonggo mengundang ngopi bareng suatu petang di Kutanagari. Ia berpidato panjang lebar bahwa ini adalah proses yang harus dilalui, konsekuensi atas jabatan yang diemban sebagai mentri perbatasan memang harus ada pengorbanan.

"Secara kuantitas memang berkurang, tetapi secara kualitas kita telah melompati batas target kita sebagai partai di rimba raya, jabatan berhasil kita sandang meski kita sudah oposisi sekian lama! Bandingkan sama yang sama sama oposisi, sama sekali tidak ditawari!"

"Jadi mari kita lanjutkan apa yang sudah dibangun oleh Babiwi, Jangan lagi ada penolakan program program beliau, Sebab sejatinya beliau adalah negarawan sejati!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun