Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Suka Andika Dharma Gantikan Rakryan Nuri, Lanang Musang Jadi Patih Dongeng Kopi Geser Gagak Slewah

12 Maret 2024   16:45 Diperbarui: 12 Maret 2024   16:55 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan Lanang Musang dan Gagak Slewah bukan kemarin sore.Sumber Gambar: Dongeng Kopi

Keputusan Baginda Maharaja Babi untuk mengakhiri krisis politik di Rimba Raya terpaksa mengorbankan orang kepercayaannya. Patih Gagak Slewah. Orang yang tak pernah mengenal leleah mendampinginya sejak ia menduduki singgasana kerajaan rimba raya. 

"Patih Gagak, anda akan dibuat seolah hukum rimba berjalan. Tapi percayalah, rantai persahabatan kita tak akan pernah putus."

Ungkapan pendek itu sudah cukup menjelaskan. Meski di kabar burung dirinya pesakitan, Slewah tetap akan punya keleluasaan. Setidaknya kendali bisa dikontrol dari jauh. Dalam benaknya, Lanang Musang akan punya peranan di setiap gerakan.

Tidak ada kopi yang bisa direguk oleh Gagak Slewah, kecuali kopi bikinan dari Lanang Musang. Lelaki berkepala musang yang lahir di Gunung Kemusuk sebelah barat jauh dari Kutanagari. Lanang, muridnya yang jadi kepercayaannya di Perguruan sejak sembilan tahun, sebelum Gagak diminta mendampingi Babiwi di kerajaan Rimba Raya.

Lalu ditambah sepuluh tahun membersamai Slewah di setiap rapat dan diskusi diskusi panjang menyoal roda pemerintahan. Total hampir dua dekade mengiring kerja kerja menjaga Baginda.

"Saya boleh usul untuk menggantikan posisi saya supaya roda pemerintahan tidak terlalu jomplang Baginda?" ungkap Patih Gagak Slewah memecah sunyi.

"Saya usul biarkan Lanang Musang yang menggantikan kursi saya. Ia sudah sangat memahami bagaimana mengambil keputusan dan langkah strategis menemani Baginda. Jam terbang jangan diragukan, kecerdasan jangan dipandang remeh. Ia sangat cakap"

Lanang Musang yang sedang dibelakang
tirai panjang pembatas ruangan mendadak lemas. Ia tak menyangka tuannya dikorbankan demi kekuasaan tetap jalan. Di lain sisi, hatinya senang bukan kepalang. Patih Gagak Slewah, menilai loyalitasnya jauh diatas orang orang lain yang santer beredar akan mengisi posisi matan ketua Pawiyatan terbaik Kutanagari.

Mendengar jalannya rapat, sepertinya kendali untuk mempertahankan Gagak Slewah diposisinya jelas sangat susah.

Sri Baginda Maharaja Babi menarik napas panjang. Suasana meja sangat sunyi sekali begitu selesai Gagak Slewah Bicara. Ada jeda sekitar beberapa waktu tanpa suara.

Baginda lantas bicara;
"Jika Lanang Musang dianggap pantas menggantikan Patih Gagak Slewah, maka segera pelantikan akan disiapkan esok, dan untuk pengganti Rakryan Mantri Nuri adalah Śuka Andika Dharma dari Barisan Praja yang senantiasa setia dan menyampaikan kabar burung dari golongan Betet" 

"Pengangkatan Lanang Musang sekaligus mengambil simpati golongan muda yang saat ini menjadi warga terbanyak di Rimba Raya. Sekaligus simbol perubahan sehingga isu oligarki bergeser, isu pelanggaran hak asasi, penghalangan kebebasan pendapat terhenti berganti jadi hak anak muda terakomodasi"

Dalam hati Lanang Musang girang sekali. Ia tidak menyangka dari peracik kopi bisa masuk bilik terdalam dari pusat denyut jantung kerajaan. Posisi menjadi Patih, menjadi pembisik Babiwi mengendali Rimba Raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun