Berlangsung 4 hari dari Rabu sampai Sabtu, 14 -17 di Teladan Expo, Dongeng Kopi terlibat sebagai tim edukasi kopi Komunitas Kopi Nusantara (KKN). Menghadirkan Renggo Darsono, dan Ayuri Murakabi dari Dongeng Kopi, Agus Prasetyo Dosen Prodi Seni Kuliner Akademi Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, Yopi delumpang dari Yopi Kopi, Andri dari Lintring Kopi, menambah semarak acara yang dipuncaki dengan reuni akbar tepat di akhir pekan.Â
Wisnu Birowo, ketua Komunitas Kopi Nusantara mengungkapkan bahwa partisipasi KKN di agenda ini adalah jawilan dari Keluarga Alumni Teladan Yogyakarta (KATY), bagian dari turut mangayubagya sekaligus ruang sosialisasi kopi kepada khalayak banyak.Â
Sebab, tidak hanya edukasi kopi, di tiap harinya kami juga membagikan kopi ratusan untuk bisa dinikmati semua orang. Mulai dari siswa, alumnus maupun pengunjung rangkaian acara yang juga menampilkan berbagai booth UMKM dalam perayaan Lustrum 13 SMA 1 Teladan Yogyakarta.
Ada tiga sesi pelaksanaan edukasi kopi diantaranya adalah sesi uji cita rasa yang diampu oleh Agus Prasetyo, sesi Manual Brew yang digawangi oleh Ayuri Murakabi, serta sesi Dasar Espresso yang disampaikan oleh Yovie.Â
Selama tiga hari berlangsung antusiasme peserta banyak didapati adalah para siswa yang jumlahnya mencapai 864 siswa. Sesi yang dimulai dari pukul 14:00 WIB berhasil menyedot animo pengunjung untuk mengenal soal kopi berikut tekniknya, sekaligus mencicip aneka produk kopi nusantara yang terpampang di etalase samping meja bar.
Renggo Darsono mengungkapkan, bahwa etalase yang terpajang itu adalah kopi kopi terbaik hasil dari kompetisi kopi nusantara yang berlangsung saat Jogja Coffee Week 2022 agar bisa dinikmati oleh khalayak banyak. Selama proses edukasi, kopi-kopi tersebut disajikan dan dibagikan serta digunakan untuk latihan para peserta. Pada acara puncak, kopi-kopi kemasan 100 gram tersebut tandas diborong para alumni sebagai buah tangan.Â
Tentu ini menjadi satu apresiasi yang bagus terkait kopi Indonesia dengan banyaknya para alumnus yang memborong, sekaligus tanda bahwa minat kopi murni mulai meningkat, tandas Andri di sela-sela acara saat duduk di angkringan Sellie yang berada di sayap kiri aula SMA 1 Teladan Yogyakarta.Â
Sarana Edukasi Kopi memang menjadi salah satu program yang terus dilakukan oleh Komunitas Kopi Nusantara. Paguyuban yang mewadahi banyak pelaku kopi dari hulu sampai ke hilir ini secara keanggotaan memang cukup massif. Membawahi 24 korwil, dengan 232 kontak biro tentu selain bagaimana mendorong kopi Indonesia agar berjaya, perlu untuk terus menerus menjaga nyala elan vital paguyuban dengan terus melakukan edukasi tanpa henti.Â
Nantinya kami akan jalankan secara rutin agenda edukasi. Kebetulan kami sudah memiliki tim yang akan terus bergerilya, senantiasa bergerak untuk mengisi aneka sesi utamanya terkait peningkatan kapasitas, dan pengkayaan wacana. Ujar Agus Prasetyo sebagai ketua tim.Â
Fatih, dan Rizqi siswa kelas 12 mengungkapkan sesi edukasi sangat membuka pandangan baru soal kopi sangat menarik untuk dipelajari. Bagi mereka berdua, kopi tidak hanya sebagai komoditas, melainkan juga sebagai seni dimana tidak hanya logika yang digunakan, tetapi ada 'rasa' yang tidak boleh diabaikan.Â
Soal 'rasa' sepertinya ini senada dengan yang disampaikan oleh salah satu alumnus SMA 1 Teladan, Kaji Edan,Â
"kabeh kui mung masalah rasa". Sepertinya siswa-siswa SMA Teladan juga nguri-uri soal rasa, hal yang mulai jarang diperhatikan di era semuanya lebih banyak membicarakan angka-angka yang sifatnya materiil ketimbang rasa yang nilainya sukar dikuantifikasikan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI