Mohon tunggu...
Kak Sidik Dongeng
Kak Sidik Dongeng Mohon Tunggu... -

Pendongeng Keliling Nusantara\r\nBermukim di Jakarta\r\nPengelola Rumah Belajar DSAK - Jakarta\r\nPengelola Bimbingan Belajar SAHABAT - Jakarta\r\nAktif di GePPuK (Gerakan Para Pendongeng Untuk Kemanusiaan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Predator Online? Emangnya Beneran Ada?

6 Desember 2013   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PREDATOR ONLINE

Saat kutulis judul tersebut di papan tulis, para siswaku yang duduk di tingkat SMP terdiam sejenak. "Serem amat pak, judulnya. Emangnya beneran ada ?".

Kujawab sambil tersenyum penuh misteri, "Mau tau aja apa mau tau banget ?".

Aku mulai bercerita kepada mereka, tentang  sejumlah kasus anak dan remaja yang menghilang dari rumah, setelah bertemu dengan orang yang dikenalnya melalui jaringan sosial media.

"Mereka akhirnya terjebak dan tertipu oleh para pemangsa yang berkeliaran di dunia maya, yang disebut predator online. Bagaimana cara predator itu menipu teman-teman seusia kamu ? Simak baik-baik ya.

Para predator itu tahu betul tentang apa dan siapa kamu. Nama lengkap kamu, dimana rumahmu, dimana sekolahmu, hobi kamu apa saja, penyanyi dan grup musik kesukaanmu, bahkan sampai warna favoritmu. Dari mana mereka tahu ? karena kamu sendiri yang menuliskannya secara lengkap dan rinci, di profil data kamu. Mereka mempelajari semua itu, dari data lengkap yang kamu buat sendiri ".

Para siswaku saling berpandangan satu sama lain, lalu kembali menatapku.

"Setelah sang predator tahu detil kamu, ia akan membuka kontak denganmu. Melalui ruang chatting, pesan di inbox, email, atau sms. Ia akan membuat identitas palsu, dan akun palsu untuk keperluan itu. Ia bisa saja menyamar menjadi sahabat seusiamu, dan memasang foto palsu yang cocok untuk itu, agar kamu mengira ia memang sebaya denganmu. Pada beberapa kasus, karena ia mengetahui kamu senang berkenalan dengan orang yang lebih dewasa, bisa saja ia menyamar menjadi siswa SMA, mahasiswa, atau pekerja kantoran. Ia akan berusaha merebut simpati dan kepercayaanmu sepenuhnya. Ia akan memujimu, mengirimkan kartu ucapan virtual, dan usaha sejenisnya.

Setelah ia yakin kamu sudah betul-betul percaya padanya, tahap selanjutnya adalah bertemu muka secara langsung. Istilahnya, kopdar atau kopi darat. Saat bertemu pertama kali, ia akan berusaha membuat kamu terkesan dan percaya penuh. Memilihkan tempat di sebuah restoran bagus misalnya, sambil memberikan hadiah spesial kesukaanmu. Jika kamu senang makan coklat, ia akan hadiahkan coklat yang dikemas secara spesial dengan kertas kado warna favoritmu. "

Para siswaku sangat serius menyimak uraianku. Saat akhirnya sampai pada klimaks cerita berupa perbuatan tidak senonoh yang direkam dengan kamera tersembunyi, mereka terlihat shock !.

"Sang predator tak akan puas hanya dengan tindakan itu. Ia akan mengulangi perbuatan itu berkali-kali dengan ancaman kepada kamu. Kamu pasti panik dan tak punya pilihan lain saat itu. Bila kamu menolak, gambar kamu akan disebarluaskan. Pada akhirnya kamu akan menjadi korban seksual terus menerus. Pada beberapa kasus, sang predator bahkan akan memperjual-belikan kamu kepada orang lain. Ia berubah menjadi germo, dan kamu menjadi budaknya, selamanya. Dan ingat, predator online juga banyak yang memiliki kelainan seksual yaitu menyukai sesama jenis. Anak laki-laki pun juga menjadi incaran mereka ! ".

Kisah predator online kuakhiri dengan dengan memberikan sejumlah tips bagi para siswa, agar tidak menjadi korban-korban berikutnya. Mereka kini percaya, predator online benar-benar ada, nyata, sekaligus berbahaya !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun