HASIL minor yang terus ditunjukan Manchester United berimbas pada panasnya kursi pelatih, yang kini dipegang Olle Gunar Solkjaer.
Kekalahan atas tim satu kota, Manchester City pada ajang semi final pertama Piala Liga Inggris dengan skor 1-3, Selasa (7/1/2020) makin menjadikan pelatih asal Norwegia tersebut mendapat sorotan tajam dari fans Setan merah (julukan Manchester United).
Dengan kekalahan dari pasukan Pep Guardiola itu menjadikan setan merah tidak mampu menang dalam tiga pertandingan terakhirnya.
Betul, di Liga Primer Inggris, Manchester United sudah mampu masuk dalam zona antar klub eropa dengan menduduki posisi ke lima klasemen sementara.
Namun, gap tercipta dengan rival di atasnya cukup jomplang, khususnya dengan posisi tiga teratas klasemen. Paul Fogba dan kawan-kawan kini terpaut 13 poin dari rival sekotanya, Manchester biru (sebutan lain Manchester City), yang kini ada di peringkat ke tiga di bawah Lechester City dan Liverpool.
Dikutip BolaSport.com dari Daily Mail, kondisi rentannya posisi Solskjaer ini dipantau oleh Massimiliano Allegri.
Paska kontraknya bersama Juventus tidak diperpanjang, posisi Allegri saat ini tengah menganggur. Menurut isu yang berkembang, saat ini dia tengah sabar untuk tidak kembali melatih tim manapun gara-gara menunggu kesempatan untuk melatih Manchester United.
Digadang-gadang, Allegri menjadi kandidat kuat sebagai juru racik setan merah jika akhirnya manajemen memutuskan kontrak dalam beberapa bukan atau pekan mendatang.
Selain Allegri, MU juga semapat dikaitkan dengan mantan pelatih Totenham Hotspurs, Mauricio Pochetino. Sama hal nya dengan Allegri, pelatih asal Argentina ini juga belum menukangi tim manapun.
Kira-kira siapa yang akhirnya bakal direkrut Manajemen Manchester United untuk menukangi Paul Fogba dan kawan-kawan?
Menurut hemat penulis, guna menentukan siapa yang harus dipilih untuk membidani tim besar sekelas MU, tentunya dibutuhkan pelatih yang mempunyai pemgalaman dan bermental juara.Â
Dalam hal ini, nama Aleggri layak dikedepankan. Soalnya, peestasi dia bersama si nyonya tua (julukan Juventus, tim Serie A Italia) cukup mentereng.
Selama lima musim menangani Juventus, Allegri sukses meraih 11 tropy. Yakni, lima scudetto seri A secara beruntun, empat Piala Italia dan dua Piala Super Italia. Sebelumnya, Allegri juga pernah sukses bersama AC Milan dengan mempersembahkan satu gelar scudetto musim 2010/2011 dan Piala Super Italia 2011.
Dengan segudang pengalaman dan mental juara inilah, rasanya cukup beralasan jika manajemen setan merah merekrut Allegri. Belum lagi, catatan apik pelatih-pelatih asal Italia ketika menukangi tim-tim asal Inggris bisa dijadikan rujukan untuk semakin menguatkan tekad manajemen MU menggunakan jasa Allegri.
Pelatih-pelatih Italia yang pernah sukses bersama tim-tim dari Inggris itu sebut saja Gianluca Viali yang sukses mempersembahkan lima gelar juara. Gelar itu adalah FA Cup (1999/2000), Piala Liga (1997/1998), Community Shield (2000), Piala Winner (1997/1998) dan UEFA Super Cup (1998).
Selain Viali, ada nama Carlo Anceloti. Don Carlo, panggilan Anceloti pernah membawa Chelsea menjuarai Community Shield (2009), pada musim tersebut, Anceloti juga sukses mengondol trofi Piala FA dan Premier League pada musim (2009/2010).
Kemudian ada nama Roberto Di Matteo. Meski tidak lama melatih Chelsea, dia mampu mempersembhakan tropy prestisius bagi klub-klub sepak bola eropa, yakni tropy Liga Champion Eropa.
Setelah Matteo, ada lagi pelatih Italia yang meraih sukses, yaitu Roberto Mancini. Mantan pemain timnas Italia itu sukses mengantar Manchester City merengkuh gelar Piala FA, Premier League dan Community Shield.
Claudio Ranieri juga tercatat sebagai pelatih Italia yang pernah mengecap sukses di Inggris. Secara mengejutkan dia mampu membawa tim semenjana, Lechester City menjuarai Liga Primer Inggris pada musim 2015/2016.
Terakhir ada nama Antonio Conte. Pelatih yang suka meledak-ledak di pinggir lapangan ini sukses mempersembahkan satu gelar Liga Primer dan satu gelar Piala FA.
Mengingat kisah sukses para pelatih Italia, bukan mustahil jika Allegri pun bisa mengikuti pendahulunya jika direkrut Manchester United.
Lalu, bagaimana dengan Pochetino? Tanpa bermaksud mengecilkan kemampuannya, pelatih asal Argentina ini hanya unggul dari segi penguasaan atmosfer Liga Inggris, saat melatih Totenham Hotspur.Â
Prestasi tertinggi dia bersama Hotspurs adalah meraih predikat runner up Liga Champion Eropa pada musim 2018/2019.
So, jika melihat komparasi dari kedua pelatih ini, mana yang lebih pantas melatih Manchester United, menurut K'ners?
Wassallam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI