Mohon tunggu...
Don Eskapete
Don Eskapete Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

who am i?

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jelang Lebaran, Sempatkan Buka Bersama Terakhir di Alun-alun Pati

13 Juni 2018   20:57 Diperbarui: 13 Juni 2018   21:03 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang datangnya hari raya Idul Fitri, kesibukan di pasar dan super market semakin meningkat. Masyarakat berbelanja bahan makanan, kue hingga pakaian untuk merayakan hari kemenangan.

Aneka bunga tabur juga banyak dibeli oleh warga. Bunga-bunga ini sebagai pelengkap ziarah ke makam orang tua dan kerabat lainnya, yang biasanya dilakukan pada akhir bulan Ramadan menjelang Idul Fitri.

Hari-hari terakhir puasa, tak ada salahnya jika melakukan buka bersama keluarga di tempat ikonik tertentu seperti alun-alun. Apalagi bagi perantau yang tengah pulang kampung, bukber di salah satu tengara kota ini akan memberi kesan mendalam.

Alun-alun Pati, di hari-hari terakhir bulan Ramadan mulai ramai didatangi oleh warga. Seperti sore hari tadi, warga mulai memenuhi pusat kita Pati sebelum maghrib. Pedagang makanan dan minuman, mainan, pakaian juga telah siap melayani kebutuhan warga yang berkunjung ke alun-alun.

Deretan huruf-huruf besar yang membentuk tulisan "Alun Alun Pati" berada di sisi timur ke arah Jalan Pemuda. Tulisan ini baru dipasang di lokasi tersebut, kurang dari satu tahun terakhir. 

Tulisan yang berganti-ganti warna ini memang menjadi salah satu daya tarik bagi warga. Tak ketinggalan warga berfoto di depan tulisan tersebut. Jauh di belakang tulisan, terlihat menara Masjid Agung Baitunnur yang berada di sebelah barat alun-alun kota Pati.

Seorang badut berkostum warna kuning dengan huruf "U" di dada melayani warga yang ingin berfoto bersama. Tak jauh dari situ, sebuah kardus disediakan agar warga bisa memberikan sumbangan secara sukarela.

img-20180613-wa0007-5b2122e85e13735f2a17c194.jpg
img-20180613-wa0007-5b2122e85e13735f2a17c194.jpg
Bagi warga yang hendak berbuka bersama di alun-alun, bermacam pilihan kuliner tersedia di sini. Mulai dari gorengan, martabak, sate, soto, atau nasi gandul yang menjadi kuliner khas dari kota yang berjuluk Bumi Mina Tani ini.

Nasi gandul adalah nasi putih berkuah yang dipadu dengan sepotong daging sapi sebagai lauknya. Selain daging sapi, kita bisa memilih lauk lain seperti babat, ati ampela, telur ayam, atau perkedel. Semuanya disajikan di dalam piring yang dialasi dengan selembar daun pisang.

sumber: kompas.com
sumber: kompas.com
Kuah nasi gandul terbuat dari rempah-rempah khas nusantara, memadukan bawang (putih dan merah) cabai merah, jahe kemiri, kayu manis, dan tidak lupa santan kepala. Saat menyantapnya, bisa ditambah kecap manis sesuai selera.

Banyak cerita atau versi mengenai mengapa kuliner ini dinamakan nasi gandul. Salah satunya versi menyebut nama gandul diambil dari cara para penjual nasi yang menjualnya dengan memikul. Ketika penjual tersebut berjalan, terlihatlah barang dagangannya gondal-gandul atau bergelantungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun