“maafkan aku, wahai apel!
aku akan tetap di sini
dan jika aku harus mati
aku bahagia mengenalmu hari ini”
(viii)
belum juga kata-kata dandelion habis terucap
penjaga kebun sekelebat membabat
bunganya luruh terhempas
berserak di antara rumput, belukar dan tetumbuh liar
sang apel kini tertunduk lesu
oleh kisah teramat pilu
sebentar lagi gelap tiba
menyembunyikan lara dalam jiwanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!