Stroke, yang juga dikenal sebagai CVA (Cerebrovascular Accident), merupakan suatu situasi yang mengancam nyawa di mana pasokan oksigen otak terputus yang memicu timbulnya berbagai masalah pada fungsi tubuh seperti proses berbicara, sensasi, perilaku, memori dan pikiran. Stroke juga bisa mengakibatkan kelumpuhan, koma dan bahkan kematian.
Stroke juga merupakan salah satu penyebab utama kelainan keterbatasan neurologi (sistem saraf) selain penyakit Alzheimer.
Stroke terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menuju otak oleh gumpalan darah beku (stroke thrombosis) atau ketika ada pembuluh darah yang pecah karena aneurisma (stroke hemoragik), suatu kondisi pelebaran pembuluh darah. Jaringan otak yang kekurangan pasokan oksigen akan mati dalam beberapa menit yang menyebabkan berbagai bagian tubuh yang dikendalikan oleh bagian otak tersebut kehilangan fungsinya.
Gejala stroke termasuk di antaranya rasa baal (mati rasa) mendadak dan lemah pada bagian wajah, lengan dan kaki; umumnya di salah satu sisi tubuh. Ciri dan gejala lainnya yang berkaitan dengan stroke termasuk kesulitan berbicara (mengucapkan kata-kata), bicara cadel, penglihatan yang kabur atau bahkan tidak bisa melihat sama sekali (biasanya hanya salah satu mata), pusing tanpa sebab atau sakit kepala hebat secara mendadak.
Hampir sekitar 10% kasus stroke didahului oleh stroke TIA (transient ischaemic attack) atau biasa disebut juga serangan stroke ringan. TIA ini bisa terjadi terlebih dahulu beberapa hari, beberapa minggu, atau bahkan beberapa bulan sebelum serangan stroke yang lebih parah terjadi.Â
TIA biasanya berlangsung singkat sekitar 5 hingga 10 menit dengan gejala yang menyerupai stroke, tapi gejala-gejala tersebut umumnya hilang total dan penderita pulih kembali dalam beberapa waktu.
Stroke ringan atau TIA umumnya tidak mengakibatkan kerusakan atau kehilangan fungsional permanen, namun serangan stroke ringan ini bisa jadi merupakan tanda peringatan yang mengindikasikan akan sesuatu yang kritikal sedang membayangi.
Penderita sebaiknya langsung mengunjungi dokter atau UGD untuk mendapatkan evaluasi karena stroke hampir selalu bisa dicegah jika penyebabnya bisa diidentifikasi dan perawatan medikal yang tepat dilakukan.
Stroke biasanya mengakibatkan hilangnya penginderaan atau fungsi tubuh pada berbagai tingkatan tergantung bagian otak mana yang terpengaruh. Sebagian penderita stroke tidak bisa berbicara tapi semua fungsi tubuh lainnya mungkin tetap normal. Ini dikarenakan adanya kerusakan pada area otak yang mengontrol kemampuan berbicara.
Sebagian penderita lainnya mungkin mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuh misalnya pada lengan dan kaki kanan atau bahkan mengalami kelumpuhan total. Hal ini disebabkan oleh serangan stroke yang seringkali terbatas pada satu sisi otak di mana baik otak kiri maupun otak kanan masing-masing mengontrol fungsi tubuh dari sisi yang berlawanan. Jadi, pasien dengan lengan dan kaki kiri yang lemah tentunya mengalami serangan stroke pada sisi kanan otaknya, begitu pula sebaliknya.
Pemindaian MRI atau MRA biasanya bisa mengindentifikasikan di mana serangan stroke terjadi.