Seandainya rindu itu berat, aku tidak akan berdiri kokoh seperti sekarang.
Seandainya rindu itu berat, aku tidak akan tetap berjuang sampai detik ini.
Seandainya rindu itu berat, aku harus mengaku kalah dengan jarak.
Seandainya rindu itu berat, aku harus luluh dengan kekhawatiran.
Sekali lagi seandainya rindu itu berat, aku akan menyerah dengan kematian membungkus kain kafan bertulis sayang dan cinta.
Sebetulnya aku pernah menjali hal seperti ini jauh sebelum mengenal kamu.
Jarak yang hadir saat itu tidaklah begitu menyayat hati, mungkin karena hiruk pikuk kota yang membuatku teralihkan.Â
Maaf kuceritakan sedikit ini sebagai perbandingan, bukan untuk membuatmu bangga tapi membuat kamu tahu kalau berarti itu kamu.Â
Aku kemudian merasakan jarak kembali dengan segala kekhawatiran berlebih yang sebelumnya belum pernah kurasakan .
Ternyata perasaan membawaku tenggelam digelapnya rasa yang kamu tanam,Â
Arti syukur kemudian hadir indah menjadikanmu lampu dalam gelap yang kamu tanam tadi.
Aku ingin bercerita panjang padamu malam ini tentang kejadian yang kamu akibatkanÂ
Mulai dari sebuah hal getir yang membuatku tidak bisa menjadi apa-apa tanpamu, sampai hal bahagia yang menjadikan aku sebagai wujud bernyawa
Nampaknya birunya laut, putihnya langit jika digabung akan membentuk hujan yang begitu besarÂ
Penanda hatimu dan sifatmu menghasilkan dampak yang begitu besar.
Tapi sabar, ceritaku tidak akan membuatmu puas, sepenggal demi sepenggal akan tumbuh rasa penasaran dalam dirimuÂ
Dan fatal bagimu yang akan merasakan ternyata memang RINDU itu sangat Berat Â