Mohon tunggu...
Rahma dona
Rahma dona Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

http://donasaurus.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Win-Win Solution Antara Hutan dan Manusia

10 April 2019   11:06 Diperbarui: 10 April 2019   15:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu diriku naik Transmusi, tujuan  Pasar 16 Palembang. Pukul delapan pagi, tiba di terminal transit  Transmusi di  bawah Ampera.  

Pasar dan plaza Benteng Kuto Besak, masih  sepi. Matahari baru pemanasan, masih bisa melenggang santai menuju Kuto Besak Theater.

Sabtu 23/03 ini , bersama blogger dan aktivis lingkungan  Sumsel diundang  Yayasan Dr Sjahrir dan Climate Reality Indonesia  untuk  ngobrol tentang hutan -- forest talk dengan tema besar Menuju Pengelolaan Hutan Lestari

Selain Tonggeret  yang  terus berderik - nyamuk - aroma daun, apa yang menarik dari hutan?

Sehingga hutan pantas, jadi bahan pembicaraan?

Jembatan Ampera - Palembang|Dokumentasi pribadi
Jembatan Ampera - Palembang|Dokumentasi pribadi

Kabut Asap 

Tahun 2015 - 736,53 hetare  hutan di Sumatera Selatan terbakar.Kabut asap, mungkin bencana alam terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah moderen Sumatra Selatan.

Pemerintah, App Sinarmas, Mangala Agni, berjibaku mencegah kebakaran hutan di Sumsel. Asap mengelapkan, langit Sumatra Selatan.Protes negara kiri-kanan,dan terancam gagal jadi tuan rumah Sea Games.

Pekerjaan menantang maut dan menghabiskan dana milyaran rupiah'cuma' gegara kebakaran hutan.

Bayangkan,kalau dana tersebut digunakan untuk membangun fasilitas dan modal usaha untuk masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar wilayah konsesi.

 Pikiranku teralihkan  oleh selembar daun  pohon Bunga Kupu - Kupu (Bauhinia purpurea) yang sudah menguning.Hmmm  ini mungkin pertanda alam, ah kuajak saja sekalian. Biar dia mewakili komunitas pohon, yang  jarang diajak bicara soal hutan*)

Daun Pohon Bunga Kupu-kupu bisa jadi alas piring atau gelas juga deh | Dokumentasi pribadi
Daun Pohon Bunga Kupu-kupu bisa jadi alas piring atau gelas juga deh | Dokumentasi pribadi

Hutan 

Yang dimaksud hutan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 - adalah suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.

Yayasan Dr.Sjahrir  memandang penting melibatkan blogger sebagai  front liner  narasumber diera komunikasi 4.0 . Blogger  bisa terlibat aktif  dalam kampanye pentingnya pengelolaah hutan lestari di Indonesia.

Perubahan Iklim 

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun.

Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

data bencana|www.viva.co.id 
data bencana|www.viva.co.id 

Dr.Amanda Katili -- Climate Reality - membuka data dari 2481 bencana alam yang terjadi di Indonesia,  97 diantaranya adalah bencana Hidrometerologi. Bencana hidrometeorologi,merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor dan puting beliung. Rusaknya hutan dan lingkungan penyangga hutan, peyebab utama kabut asap,banjir dan longsor.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap 

Melengkapi  data bagaimana  degradasi  dan deforestasi hutan mempengaruhi  iklim  Dr. Atiek Widayati - Tropenbos Indonesia -- mengurai  tentang Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap

Restorasi lanskap hutan adalah kegiatan untuk mengembalikan lanskap hutan mendekati bentuk lanskap hutan seperti sebelumnya.

Untuk menentukan lanskap hutan terdegradasi yang harus direstorasi perlu disusun kriteria dan indikator penentunya.

Degradasi lanskap hutan secara ekologis diindikasikan oleh keberlangsungan aliran materi dalam ekosistem hutan.

 Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran aliran materi dalam ekosistem hutan adalah tingkat fragmentasi dan tingkat konektivitas hutan.

Restorasi lanskap hutan juga harus mendapat dukungan, dari masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan restorasi lanskap hutan.

Pohon dan Ekonomi Kreatif

Ir.Murni Titi Resdiana,MBA - Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim -- sepakat tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan deforestasi dan restorasi lanskap hutan.

Ir.Murni Titi menjelaskan bagaimana usaha pemerintah,mengaitkan program lestari hutan dengan pemberdayaan ekonomi desa.

Menurut penelitian, 50% dari jumlah penduduk miskin di Indonesia bertempat tinggal di sekitar hutan. Maka dibuatlah program memberdayakan ekonomi  mereka, dengan  pemanfaatan produk hutan selain kayu. 

Pemerintah Indonesia melakukan perubahan pendekatan dalam pengelolaan hutan dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat.

Produk Hutan Selain kayu|infografik.bisnis.com
Produk Hutan Selain kayu|infografik.bisnis.com

Perhutanan Sosial

Sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial. Perhutanan sosial memiliki 5 skema, yaitu:

1. Hutan Desa
2. Hutan Kemasyarakatan
3. Hutan Tanaman Rakyat
4. Hutan Adat
5. Kemitraan Kehutanan.


Program ini diharapkan dapat mengurangi laju deforestasi,pembakaran hutan dan juga meningkatkan tutupan hutan di lahan kritis.

Dampak  baik dari  program ini diharapkan pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Lebih jauh kita bicara bagaimana masyarakat, bisa memanfaatkan produk hutan selain kayu. Yang dimaksud kayu  dalam konteks ini, adalah menebang  langsung pohon  dihutan lalu dijual sebagai kayu glondongan.

Masyarakat dimotivasi  untuk menanam pohon. Bukan sembarang pohon, tapi jenis  yang dapat menjadi bahan baku produk unggulan desa. Yang akhirnya menjadi motor pengerak  ekonomi kreatif di desa tersebut.

Galeri Wong Kito Palembang, mengenalkan manfaat lain dari Gaharu. Aksesoris unik berkesan etnik gelang, kalung dan tasbih dari batang Gaharu.| Dokumentasi pribadi
Galeri Wong Kito Palembang, mengenalkan manfaat lain dari Gaharu. Aksesoris unik berkesan etnik gelang, kalung dan tasbih dari batang Gaharu.| Dokumentasi pribadi

Kerajina  Kayu Gaharu

Salah satunya adalah pohon Gaharu,yang dibudidayakan masyarakat Sumsel. Produk  turunan dan olahan Gaharu, berpotensi untuk mendukung ekonomi kreatif.Selain penghasil minyak wangi, kayu gaharu bisa dibuat aksesoris bernilai ekonomis.

Dalam Forest Talk kemarin, sempat berbincang dengan  Almuzani Wahdi , seorang petugas penyuluh lingkungan (PPL).  Ada beberapa hal yang ingin beliau sampaikan,  mencari jalan keluar bagi keluhan masyarakat di daerah penyuluhanya.

Misalnya masyarakat  penanam Gaharu, memerlukan mitra  kerja.  Yang  bisa membeli ,  pohon Gaharu yang sudah mereka inoculasi.

Sulit menembus pasar, alasan klasik .Produk mereka belum  memenuhi  standar. Sayang sekali  karena sudah terlalu siang, sesi tanya jawab ditiadakan.

Almuzani Wahdi hadir,  bersama  dua putrinya  Alma dan Putri- dua blogger  kreatif  Palembang. Demi  hadir di Forest  Talk ,tiga beranak  menempuh 2  jam perjalanan dari Karang Endah - Muara enim.

Tujuan Program Desa makmur Peduli Api -App Sinarmas
Tujuan Program Desa makmur Peduli Api -App Sinarmas

Bicang -bincang kemarin semakin seru dengan hadirnya Janudianto -  APP Sinarmas, yang mengurai konsep  keterlibatan masyarakat dalam dan sekitar wilayah konsesi Sinarmas.

Desa Makmur Peduli Api

Kampanye tentang pelestarian hutan di kota besar, mungkin cuma untuk membangun kesadaran saja. Tetapi pemegang kunci, adalah mereka yang tinggal di sekitar hutan dan wilayah konsesi.

Mengubah prilaku sosial dan dalam waktu yang sama, meningkatkan tarap ekonomi masyarakat tidak semudah membalik telapak tangan.

Temuan  penyebab utama kerusakan - kebakaran hutan, adalah manusia yang tinggal di sekitar dan dalam wilayah konsesi. Janudianto -  APP Sinarmas mengemukakan, temuan itu salah satu  alasan terbentuknya Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Membina masyarakat yang karena desakan kebutuhan hidup, terpaksa merusak hutan. Sekarang kita tak harus memilih, antara menyelamatkan hutan dan hewan atau manusia. Semua bisa diselamatkan,asal manusia sadar mengikuti aturan.

Produk  binaan DMPA- Desa Dataran Kempas - Tajungjabbar - Jambi|Dokumentasi pribadi
Produk  binaan DMPA- Desa Dataran Kempas - Tajungjabbar - Jambi|Dokumentasi pribadi

Selama ini kita tuh cuma bicara, faktor manusia sebagai perusak hutan. Kali ini YDS jitu  membidik, sisi humanis. Manusia sebagai mahluk sosial dan mahluk ekonomi. Kita bicara win --win solution,aman untuk lingkungan dan aman untuk manusia.

Mungkin kamu belum pernah masuk hutan. Tapi sebagai blogger setidaknya kamu bisa kasih informasi. Kasih ide pada pembaca, apa yang bisa mereka lakukan untuk membuka wawasan masyarakat tentang apa pentingnya hutan bagi manusia. Kasih ide bagaimana  pemanfaatan  -- pengolahan, produk hutan bukan kayu.

Workshop Forest Talk  yang dimoderatori Amril Taufik Gobel, emang cihuy banget. Semua pemikiran tentang hutan - perubahan iklim -- pengelolahan hutan secara bijaksana. Karena akhirnya manusia yang paling butuh hutan dibanding hutan membutuhkan manusia.***Salam Lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun