Mohon tunggu...
Rahma dona
Rahma dona Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

http://donasaurus.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Seri Percikan Sungai) Lapak Kecil Gadis Belasan

10 Maret 2018   13:50 Diperbarui: 10 Maret 2018   14:17 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengamati kesibukan bongkar muat barang, di tepian sungai Musi.Kuli panggul hilir mudik mengangkut segala rupa barang. Pompa air, kulkas, semen, sampai seperangkat pelaminan bergaya Maroko bersusun dilambung dan atas kapal. Terlintas dipikiran pasti beginilah dulu suasananya dimasa Sriwijaya dan Palembang Darussalam. Malah lebih ramai, karena orang-orang dari seberang pulau dan benua juga berlabuh di sini.

Mendung sudah mengantung lama di atas jembatan Ampera akhirnya rontok juga. Saya berlari kecil, Ikut beteduh di bawah terpal plastik pedagang emperan. Wulan namanya, tanggal 16 April nanti dia genap berumur 15 tahun. Sudah hampir dua tahun dilapak selebar rentang tangan ini ia mengelar dagangan.Mulai jam 8 pagi sampai kira-kira jam 4 sore setiap hari.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Tak banyak yang dijual, dua bungkus rokok,empek - empek,bolu coklat dan talam gandus. Saya lihat saset minuman aneka rasa buah,tersampir di tali plastik.Kecuali rokok,semua dijual dengan harga serba seribu.Harga yang masih terjangkau kuli pasar pelanggan setia nya.

Kuli yang basah hujan bercampur keringat duduk sebentar melepas lelah sambil minum es atau makan kue. Ada yang bayar langsung, banyak yang makan dulu setelah dapat upah baru bayar. Kelihatanya belum pernah ada masalah,karena Wulan santai saja menganguk pada lelaki-lelaki itu. Mengoreksi diri sendiri,mereka cuma susah bukanya koruptor yang main kabur saja.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Disela-sela kesibukanya memencet HP,Wulan melayani saya ngobrol ngalor-ngidul. Tak ada rasa takut duduk sendiri dilingkungan kuli dan awak kapal. Ia bercerita cuma beberapa bulan duduk di bangku SMP. Berhenti sekolah karena kesal terus-terusan ditagih uang seragam sedang bapaknya belum punya uang. Ia berharap,suatu hari bisa kerja jadi pelayan toko. 

Sedang asik ngobrol ,seorang perempuan yang lumayan muda dan anak kecil tiba ,Ibu dan adik Wulan. Wulan menyerahkan pendapatan hari ini, rupanya ada yang akan mereka beli di Pasar 16.Hujan sudah mulai reda, saya pun pamit pada Wulan sekeluarga. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun