Menelisik Sagu sebagai makanan pokok masyarakat Papua. Kaya dengan Karbohidrat, so pasti bikin kenyang. Tetapi tumbuhan keluarga Palem ini amat rendah kandungan gizi. Sementara lauk ikan dan hewan sebagai sumber protein semakin sulit didapat. Alih fungsi hutan, dituding penyebabnya.
Memaksa mereka beralih pada beras tentu tidak semudah membicarakanya.Beras yang dibawa dari luar pulau,harganya tidak terjangkau. Jangankan mereka yang tinggal di gunung dan hutan yang hidup di kota saja mulai kesulitan beli beras. Akhirnya,pada Sagu kita kembali.Misi kita, mencarikan Sagu pendamping yang murah, mudah tetapi kaya gizi?
Belajar dari  negara-negara di Afrika berjuang melawan gizi buruk.Menurut WHO,kondisi kurang gizi di Zambia adalah yang terburuk diseluruh Afrika. LSM  The Imagine Rural  Development Initiative (TIRDI) melakukan suatu upaya unik guna menangulangi gizi buruk di Zambia. Sejak tahun 2013 mereka menjadi inisiator perkebunan Kelor ( Moringa Oleifera).
WHO menobatkan  Kelor sebagai "pohon ajaib". Kelor sudah terbukti membatu menangulangi gizi buruk di 40 negara termiskin di dunia. Mereka mengajurkan bayi dan anak-anak mengkonsumsi daun Kelor sesering mungkin.
Lah kok bisa daun yang dipercaya sakti sebagai penangkal ilmu hitam , kini putar haluan  jadi penangkal gizi buruk?
Faktanya Kelor:
Mengadung 3x lebih banyak Potasium dari Pisang
4x vitamin A dari pada Wortel
7x vitamin C di banding Jeruk
4x Kalsium dari Susu Hewan
Kekuatan Super Kelor antara lainÂ
Mengatasi ganguan penglihatan karena kurang vitamin A
Penumpukan lemak pada LiverÂ
Beri-beri
Kulit kering dan pecah-pecah
Pengeroposan tulangÂ
Anemia- Kurang DarahÂ
Rambut bercabang  serta  ganguan pertumbuhan pada anak  yang kurang gizi
Tenaga dalam yang dimiliki Kelor kelihatanya ampuh untuk mengatasi serangan gizi buruk di Papua.
Iklim dan kesuburan tanah Papua sangat lebih baik dari kondisi di sebagian besar  Afrika.Kelor amat mudah tumbuh di  mana saja.
Proses perkembangbiakan bisa dengan biji,cangkok atau di stek .Kurang dari 6 bulan daunnya sudah bisa di petik. Daun akan terus tumbuh selama bertahun-tahun kemudian. Tekstur dan rasanya mirip daun Katu. Daun dan buah Kelor, bisa di rebus lalu di makan dengan sambal. Untuk anak-anak mungkin bisa kita masak sayur bening.
Kalau zaman Orde Baru,ada reboisasi Lamtorogung AKA Petai China. Sekarang khusus bagi Papua mari kita populerkan menanam dan mengkonsumsi daun Kelor. Semoga cerita  kurang gizi dan mati kelaparan tak lagi terdengar dari  bumi yang kaya raya  itu .
Dona- South Sumatra Januari 2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H