“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.”
Dalam tafsir al-Misbah, Quraish Shihab menafsirkan bahwa zalim dalam ayat tersebut dapat dilihat dalam tiga unsur yang menjadikan manusia dikategorikan sebagai manusia yang utuh. Manusia memiliki tiga bagian yang harus saling berhubungan yaitu jasmani, rohani, dan akal. jika terlalu mengedepankan jasmani maka sama saja seperti hewan, jika terlalu mengedepankan rohani namanya malaikat. Sedangkan jika terlalu mendewakan akal juga tidak dapat dibenarkan, karena akal tidak menjadikan seseorang memperoleh sesuatu yang benar, sebab ada kebenaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Jadi ketiga unsur tersebut harus saling menyatu. Dengan mengenal dan memahami ketiga bagian tersebut (jasmani, rohani, dan akal) akan menjadi manusia seutuhnya yang tidak akan menzalimi atau menyakit dirinya dan akan lebih dapat memberikan perhatian kepada dirinya. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut yaitu Allah berpesan agar manusia selalu memperhatikan dirinya (badan), kesehatan, dan juga keluarga. jangan merasa bahwa diri ini memiliki banyak kekurangan dan tidak melihat kelebihan yang ada padanya. karena itu berarti dia telah menzalimi dirinya. Allah telah menciptkan manusia dengan sabaik-baiknya, hanya saja manusia tidak tahu cara bersyukur dan merawat pemberian yang diberikan oleh Allah, sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tin ayat 4 yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْم
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"
Rasulullah juga berpesan kepada umatnya untuk selalu menjaga dirinya dan tidak menzaliminya. Seperti hadits Rasulullah SAW dari Anas bin Malik r.a. ketika itu ada tiga sahabat yang datang kepada Rasulullah lalu mengatakan “aku tidak mau tidur, aku akan solat semalam penuh”, yang satu lagi berkata “aku tidak mau makan, aku akan berpuasa penuh”, dan yang terakhir “aku tidak mau cincin (menikah)”, maka Rasulullah menentang mereka dengan mengatakan “sesungguhnya Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa diantara kalian, akan tetapi aku tidur dan aku bangun, aku berpuasa dan berbuka, aku menikah dengan wanita dan aku memakan daging. Barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku”.
Dari hadits tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk tidak menzalimi atau menyakiti dirinya sendiri dengan memaksakan kehendak yang tidak bisa dilakukan. Karena dengan memaksakan diri untuk terlihat baik di depan orang lain akakn menyebabkan seseorang menjadi tertekan dan ia tidak percaya pada dirinya sendiri sehingga mengakibatkan perasaan insecure muncul yang lama kelamaan jika tidak terkendali akan menyebabkan stress dan depresi.
Self-love atau mencintai diri sendiri bukan berarti membanggakan diri. Membanggakan diri itu artinya narsis (ingin terlihat mewah di depan orang lain) dan itu mengarah kepada ujub (sombong). Self-love itu mencintai diri dengan mengenali dirinya sendiri dan memperlakukannya sesuai dengan objek yang ingin dipelihara. Self-love termasuk kedalam bentuk rasa syukur yang diaplikasikan melalui suatu perbuatan. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencintai diri sendiri diantaranya:
- Self-awareness, menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menerimanya dengan lapang dada)
- Self-confidence, meningkatkan kepercayaan diri
- Self-esteem, memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri dan berhenti memberikan lebel “negative”
- Self-care, merawat diri dengan memberikan waktu untuk diri sendiri (me-time), menjalani gaya hidup sehat seperti olahraga, dan juga menjaga kecantikan batiniah dan lahiriyah.
Dengan menerapkan keempat hal tersebut, akan menjadikan diri seseorang terbebas dari rasa insecure.
“Allah itu indah dan mencintai keindahan.”
So let’s love yourself and let the insecurities go far from your body
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H