Mohon tunggu...
Donanda Septian Putra
Donanda Septian Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Indonesia

Kompeten di bidang penulisan dan pengkajian terkait sosial dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Situ Citayam Sekarat: Ketika Air Kehilangan Kejernihannya

22 Desember 2024   19:37 Diperbarui: 22 Desember 2024   19:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kondisi Situ Citayam (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kualitas Situ Citayam dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dibuktikan dengan adanya 290 keluarga yang menghuni kawasan permukiman di sekitar Situ Citayam dengan rata-rata anggota keluarga sebesar 4 orang (Ayu, 2022). Selain pertumbuhan penduduk juga didorong faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi masyarakat sekitar, seperti kondisi tempat tinggal, jalan, drainase, dan pengelolaan limbah serta sampah, dan ketersediaan air bersih di wilayah tersebut.

Faktor kondisi lingkungan dipengaruhi oleh infrastruktur yang disediakan pemerintah dan masyarakat sekitar, seperti drainase sekitar Situ Citayam sangat buruk akibat banyak sampah dan kurang cukup untuk menampung tinggi debit air hujan, serta tidak ada sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah dan limbah di sekitar wilayah tersebut sehingga masyarakat cenderung membuang sampah dan limbah ke Situ Citayam.

 Foto Situ Citayam (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
 Foto Situ Citayam (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Air di Situ Citayam berwarna hijau keruh hal ini diduga disebabkan oleh dua rumah bersalin yang membuang limbah medis ke Situ, seperti bekas suntikan, kantung infus bekas, dan perban. Saat ini, baru sekitar 60% pinggiran Situ yang telah ditalud serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar Situ Citayam juga menjadi masalah. Banyak sampah yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan, menunjukkan bahwa masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan.

Permasalahan di situ Citayam dalam pengelolaannya disebabkan karena berbagai faktor, yaitu kurangnya komitmen dari pemerintah daerah dalam membina kelompok kerja (pokja) pengelola situ menjadi masalah. Di wilayah Depok, kewenangan pengelolaan situ diberikan kepada pokja. Dalam daerah Situ Citayam, di mana pokja yang bertugas mengawasi dan mengelola situ sudah terbentuk, namun kontribusi nyata dari pokja tersebut belum terlihat. Pada awal pembentukannya, Pokja "Situ Citayam Bersih" berjalan dengan baik dan menjadi contoh bagi pokja lain di Kota Depok. Namun, seiring waktu, pokja ini menghadapi beberapa masalah. Salah satunya adalah konflik dengan para pemancing yang marah karena diminta membayar retribusi untuk memancing, sementara mereka tidak menemukan ikan di situ tersebut. Selain itu, Pokja Situ Citayam juga tidak mengambil tindakan tegas terhadap bangunan liar yang berdiri di sekitar wilayah situ tersebut (Setianto, 2011).

Situ Citayam berada di wilayah administratif Kota Depok dan dikelola langsung oleh masyarakat melalui pembentukan Pokja. Peran Pokja ini meliputi kerja bakti membersihkan Situ, mengatur keramba (dengan batas maksimal 5% dari luas perairan), dan mengelola rekreasi air seperti bebek air. Situ Citayam merupakan Situ Alami yang terletak tidak jauh dari Stasiun Citayam. Saat ini, baru sekitar 60% pinggiran Situ yang telah ditalud. Penting untuk menjaga kondisi ini agar kelestarian ekosistem alamiah perairan tetap terjaga. Meskipun telah dikelola oleh Pokja, Bpk. H. Marhasan mengakui bahwa untuk mencapai pengelolaan yang optimal, diperlukan kerjasama antara berbagai dinas, badan, dan lembaga terkait. Tidak bisa hanya satu instansi yang mengelola. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar Situ Citayam juga menjadi masalah. Banyak sampah yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan, menunjukkan bahwa masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan.

Solusi

Untuk mengatasi permasalahan di Situ Citayam, diperlukan inisiatif kerjasama yang telah dirintis oleh beberapa pemerintah daerah yang berdekatan. Para aktor yang terlibat harus mengidentifikasi isu-isu strategis, memformulasi model kerjasama yang tepat, serta mematuhi prinsip-prinsip kerjasama untuk mencapai keberhasilan program. Selain itu, diperlukan format kelembagaan, keuangan, sistem pendukung, dan kerangka regulasi yang tepat. 

Tak hanya kerjasama dalam membangun program kerja, dibutuhkan peran masyarakat, pengelola dan infrastruktur yang memadai untuk merealisasikan Situ Citayam yang lebih baik. Peran strategis pokja juga menjadi prasyarat penting untuk pelaksanaan kerjasama antar daerah di masa mendatang serta kualitas air yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat diperlukan untuk menjaga kebersihan Situ Citayam dan saling mencerdaskan antar warga, serta menjaga infrastruktur yang telah ada untuk mengelola kebersihan Situ. Dengan menambahkan infrastruktur, serta sarana dan prasarana ini, dapat dijadikan untuk membersihkan dan mengendalikan tingkat pencemaran Situ Citayam. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik dan terencana menjadi kunci untuk mengurangi dampak pencemaran, menjaga kelestarian situ, dan mendukung kualitas hidup warga Depok.

Referensi

Dewi, A. K. (2022). Analisis tingkat kekumuhan Dan kualitas hidup masyarakat Di permukiman situ citayam. Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan, 11(2), 123.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun