Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku, Manusia Setengah Dewa Bagiku

17 November 2020   16:39 Diperbarui: 17 November 2020   21:07 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : theheartysoul.com

Boleh percaya atau tidak . Ketika saya sudah berumah tangga, ibu masih memperlakukan saya sama seperti ketika belum berkeluarga. Bagaimana tidak, kala penulis pulang ke rumah ibu atau berbicara via ponsel, ibu masih menanyakan hal-hal receh seperti sudah makan belum?, jangan begadang ya, harus kurangi merokok, dan berbagai hal yang intinya sama saja, bentuk perhatian beliau buat anak-anaknya.

Padahal dengan usianya yang sudah menginjak 76 tahun, beliau tidak perlu lagi repot memberikan perhatian terhadap anak-anaknya. Tambahan pula,  sebagian besar anak-anaknya sudah mandiri dan berumah tangga. 

Seyogyanya, di usia yang sudah senja, omak menyempatkan waktunya untuk menikmati hidup dan menjalani masa tuanya dengan tenang. Lagi pula, sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk memperhatikan omak dan memberinya kebahagiaan. Tetapi begitulah naluri seorang ibu. 

Mungkin sifat ini sudah menjadi sifat bawaan semua ibu. Mereka tetap saja mengganggap anak-anaknya seperti seorang bayi yang harus dilindungi dan diperhatikan. Mungkin begitulah bentuk kasih sayang seorang ibu. Kasih sayang yang tulus dan tidak mengharapkan imbalan, kasih ibu akan selalu ada buat kita sepanjang hayat masih dikandung badan.

Inspirasi dari Ibu

Kini, ketika penulis sudah berumah tangga dan memiliki keluarga sendiri, pola asuh yang diterapkan oleh ibu, menjadi inspirasi bagiku dalam mendidik anak-anak. Saya mencoba menerapkan nasehat beliau yang selalu menekankan prilaku sederhana dan rendah hati kepada anak-anak saya. Disamping itu, sikap beliau yang tidak pernah memaksakan kehendaknya terhadap pilihan hidup anak-anaknya sangat berkesan bagi saya. Semoga bekal ini dapat saya terapkan kepada anak-anakku, ketika kelak mereka dewasa.

"Kasih Ayah Sepanjang Jalan, Kasih Ibu Sepanjang Masa". Terima Kasih buat ibu dan seluruh ibu di seluruh dunia. Kokoh atau rapuhnya sebuah keluarga berada di pundak seorang ibu.. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun