Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jurus Skakmat Diplomat Muda +62 Menohok PM Vanuatu

28 September 2020   23:15 Diperbarui: 28 September 2020   23:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Kepulauan Pasifik (sumber : hijauku.com)

Let me tell them. You're no representation the people of the Papua, and stop fantasizing of being one

Anda jangan berkhayal mewakili orang Papua. Kalimat ini menjadi kata penutup dari Diplomat Muda Indonesia, Silvany Pasaribu dalam menjawab pidato PM Vanuatu dalam Sidang PBB. Pernyataan ini, boleh dibilang merupakan sikap resmi Pemerintah Indonesia dalam menanggapi serangan Vanuatu terhadap isu Papua.

Seandainya PM Vanuatu, Bob Loughman bisa berbahasa Indonesia, mungkin dia akan berseru menirukan lirik lagu Cita Citata, sakitnya tuh disini. Dilan, sang lakon utama film Dilan pasti menjawab "Jangan Mengurusi Papua, Berat. Biar Indonesia saja"...he.he

Bagaimana tidak, pernyataan keras yang juga mengulangi seruan diplomat Nara Masista Rakhmatia tahun 2016 ini, diluar kelaziman dan kebiasaan para diplomat yang sering kali bertutur kata halus dan elegan, meskipun tetap tidak meninggalkan tujuan dan maksud sebenarnya.

Selain pernyataan yang keras dan menohok, sebenarnya, sikap Pemerintah Indonesia yang menugaskan seorang Diplomat Junior menjawab  Pidato Pejabat Senior Vanuatu sudah termasuk dalam konteks mempermalukan negara Vanuatu. Artinya Indonesia menganggap Pidato PM Bob Loughman tidak berfaedah dan tidak perlu ditanggapi serius.

Vanuatu dan Negara di Kepulauan Pasifik 

Memang belakangan ini, Vanuatu semakin vokal menyikapi isu Papua. Negara yang terletak di Samudra Pasifik ini menganggap Papua harus merdeka dari penjajahan Indonesia. Selain mereka berkoar-koar membela Papua di Sidang Umum PBB, Vanuatu juga pernah mencoba mendaftarkan Benny Wenda ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai delegasi dalam Forum Kepulauan Pasifik (FKI) yang saat itu berlangsung di Vanuatu.

Indonesia bukannya tinggal diam. Demi mendapat dukungan atas isu Papua, pemerintah sudah berusaha melakukan pendekatan bersahabat dengan negara-negara kepulauan Pasifik yang tergabung dalam organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG), dengan cara memberikan bantuan dan pendampingan dalam pembangunan negara-negara tersebut.

Pada tahun 2016, Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan berupa uang dan barang kepada Negara Fiji yang terkena bencana Topan Winston. 

Selain itu, Indonesia juga mendukung Papua Nugini yang berindak sebagai tuan rumah KTT APEC dalam bentuk pemberian jas bagi delegasi Papua Nugini dan meminjamkan Bandara Sentani dan Merauke sebagai tempat parkir sementara pesawat yang mengangkut delegasi peserta KTT APEC.

sumber : Tirto.id
sumber : Tirto.id

Papua Bagian yang tidak Terpisahkan NKRI.

Berbicara dalam konteks Papua, sesungguhnya Indonesia sudah berbuat banyak untuk membangun Papua agar tidak tertinggal dengan daerah- daerah di wilayah Barat. 

Sejak Papua ditetapkan sebagai daerah otonomi khusus, dana yang digelontorkan ke Papua sangat besar, tidak berbeda jauh dengan saudaranya sesama daerah khusus, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Pemerintahan Jokowi sudah menyelesaikan pembangunan akses jalan Trans Papua yang menghubungkan daratan Papua dari Utara ke Selatan. Selain itu, Pemerintah sudah berusaha mengurangi biaya logistik dengan menginisiasi angkutan laut yang lebih dikenal dengan tol laut dan menyamakan harga BBM dengan daerah lain. 

Kendatipun masih banyak kekurangan disana sini tetapi sudah terlihat niat baik dari Pemerintah Pusat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat Papua.

Kemajuan dalam diplomasi juga sudah terlihat jelas, seiring dengan penanda tanganan Perjanjian Lombok antara Autralia dengan Indonesia yang salah satu isi perjanjiannya memuat  kesediaan pemerintah Australia untuk tidak lagi mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, sudah dapat meredam suara-suara sumbang dan ikut campur masalah Papua.

Nah, setelah di skakmat, untuk apa lagi Negara Vanuatu mencampuri urusan Papua. Selain tidak berfaedah, juga tidak akan didengar. Kalau memang Vanuatu masih ngeyel, sepertinya Indonesia harus menugaskan Bu Tejo dalam Sidang Umum PBB berikutnya. Penulis yakin PM Vanuatu, Bob Loughman tidak akan berkutik lagi..he.he.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun