Let me tell them. You're no representation the people of the Papua, and stop fantasizing of being one
Anda jangan berkhayal mewakili orang Papua. Kalimat ini menjadi kata penutup dari Diplomat Muda Indonesia, Silvany Pasaribu dalam menjawab pidato PM Vanuatu dalam Sidang PBB. Pernyataan ini, boleh dibilang merupakan sikap resmi Pemerintah Indonesia dalam menanggapi serangan Vanuatu terhadap isu Papua.
Seandainya PM Vanuatu, Bob Loughman bisa berbahasa Indonesia, mungkin dia akan berseru menirukan lirik lagu Cita Citata, sakitnya tuh disini. Dilan, sang lakon utama film Dilan pasti menjawab "Jangan Mengurusi Papua, Berat. Biar Indonesia saja"...he.he
Bagaimana tidak, pernyataan keras yang juga mengulangi seruan diplomat Nara Masista Rakhmatia tahun 2016 ini, diluar kelaziman dan kebiasaan para diplomat yang sering kali bertutur kata halus dan elegan, meskipun tetap tidak meninggalkan tujuan dan maksud sebenarnya.
Selain pernyataan yang keras dan menohok, sebenarnya, sikap Pemerintah Indonesia yang menugaskan seorang Diplomat Junior menjawab  Pidato Pejabat Senior Vanuatu sudah termasuk dalam konteks mempermalukan negara Vanuatu. Artinya Indonesia menganggap Pidato PM Bob Loughman tidak berfaedah dan tidak perlu ditanggapi serius.
Vanuatu dan Negara di Kepulauan PasifikÂ
Memang belakangan ini, Vanuatu semakin vokal menyikapi isu Papua. Negara yang terletak di Samudra Pasifik ini menganggap Papua harus merdeka dari penjajahan Indonesia. Selain mereka berkoar-koar membela Papua di Sidang Umum PBB, Vanuatu juga pernah mencoba mendaftarkan Benny Wenda ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai delegasi dalam Forum Kepulauan Pasifik (FKI) yang saat itu berlangsung di Vanuatu.
Indonesia bukannya tinggal diam. Demi mendapat dukungan atas isu Papua, pemerintah sudah berusaha melakukan pendekatan bersahabat dengan negara-negara kepulauan Pasifik yang tergabung dalam organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG), dengan cara memberikan bantuan dan pendampingan dalam pembangunan negara-negara tersebut.
Pada tahun 2016, Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan berupa uang dan barang kepada Negara Fiji yang terkena bencana Topan Winston.Â
Selain itu, Indonesia juga mendukung Papua Nugini yang berindak sebagai tuan rumah KTT APEC dalam bentuk pemberian jas bagi delegasi Papua Nugini dan meminjamkan Bandara Sentani dan Merauke sebagai tempat parkir sementara pesawat yang mengangkut delegasi peserta KTT APEC.