Selain itu, China belajar dari pengalaman pahit pada krisis Selat Taiwan jilid I, II dan III. Bagaimana tidak, keseluruhan krisis tersebut memberi pelajaran bagaimana China harus meredam ambisi mengokupasi Taiwan hanya karena ancaman dari Armada ketujuh, Grup Tempur Kapal induk AS.
Sekarang, boleh dibilang, kekuatan armada Laut China, secara kuantitas dan tekhnologi sudah mampu mengimbangi kekuatan laut negara-negara besar pemenang Perang Dunia Ke-2 seperti AS, Rusia, Inggris dan Prancis.
Pembangunan Coast Guard juga tidak dilupakan oleh China, mereka meningkatkat kuantitas dan kualitas armada kapal coast guard. Sampai dengan saat ini, China sudah memiliki 200-an kapal Coast Guard.Â
Meskipun belum bisa mengimbangi rivalnya, AS, setidaknya kapal coast guard mereka sudah bisa petantang-petenteng mendukung diplomasi mereka di Laut China Selatan.
Ukuran armada China memang tidak boleh lagi dianggap sepele, sebagai contoh, kapal CCG-5204, yang diturunkan di Laut Natuna Utara berukuran panjang 102 m, hampir sama ukurannya dengan kapal flasgship TNI AL saat ini, KRI RE Martadinata.Â
Belum lagi kalau dikomparasi dengan kapal CCG Haijing 2901 dan 3901, kapal milik China Coast Guard ini, diakui sebagai kapal coast guard terbesar di dunia. Ukurannya?jangan ditanya, lebih besar dari flagship armada Angkatan Laut AS, cruiser USS Ticonderoga.
Boleh dibilang, ambisi China memperkuat armada lautnya sudah sudah menuai hasil positif untuk ambisi global mereka, hampir seluruh negara di kawasan Laut China Selatan tertekan secara psikologis dengan kehadiran Armada Coast China.
Badan Keamanan Laut  (BAKAMLA)
Dibanding kejadian yang sama di akhir tahun 2019, BAKAMLA kelihatannya sudah lebih siap menghadapi gangguan Kapal Coast Guard China. Kendatipun begitu, seiring belum ada penyelesaian sengketa LCS, kedepannya, BAKAMLA harus mempersiapkan diri menghadapi gangguan Kapal China yang diperkirakan akan terus berulang.
Melihat kondisi BAKAMLA saat ini, diukur dari tingkat ancaman, BAKAMLA menghadapi tantangan berat untuk mengamankan wilayah Laut Seluruh Indonesia, mengingat jumlah armada kapal yang minim dan belum dipersenjatai.Â
Padahal calon lawan yang dihadapi,sebut saja Coast Guard China dan Vietnam, selain memiliki armada kapal yang berukuran lebih besar juga sudah diperlengkapi dengan persenjataan.
Dari kesiapan armada, tidak dapat dipungkiri, BAKAMLA membutuhkan penambahan kapal yang sanggup berlayar sepanjang waktu di laut Natuna Utara tanpa dipengaruhi musim angin utara. Untuk diketahui, Musim angin utara adalah kurun waktu tertentu dimana angin yang bertiup dari utara acapkali menyebabkan badai dan ombak besar.Â