Kekalahan Barcelona di babak perempat final Liga Champion musim 2019/2020 ternyata berbuntut panjang. Kekalahan dengan skor 2 - 8 langsung menggusur keberadaan Quique Setien dari klub ini.Â
Tidak berselang lama Barcelona langsung mengirim sinyal SOS ke leluhur cikal bakal sepakbola klub ini, Negeri Kincir Angin Belanda, untuk memberi tugas kepada salah satu Cules (warga Barcelona) yang sedang melatih Timnas Belanda saat ini.
Kegagalan meraih Juara Liga Spanyol dan kekalahan memalukan dari Bayern Munich, memang seperti menampar wajah direksi Barcelona. Bagi fans Barcelona dan umumnya warga Catalan, menganggap Barcelona lebih dari sebatas klub bola.Â
Barcelona adalah representasi wilayah Catalan yang menginginkan merdeka dan berpisah dari negara Spanyol. Jadi, prestasi yang kurang cemerlang di musim ini dianggap merupakan kemunduran Barcelona dalam menjaga eksistensi warga Catalan.
Tidak heran, nirgelar di musim ini membuat Barcelona harus berpaling lagi ke Belanda. Rabu, 19 Agustus 2020, Barcelona resmi mengontrak pelatih Tim Nasional Belanda saat ini, Ronald Koeman, sebagai pelatih Kepala Los Cules sampai dengan tahun 2022.
Meskipun kedatangan Koeman ini dibarengi desas desus keinginan Lionel Messi meninggalkan Barcelona. Tetapi kehadiran pria Belanda ini setidaknya memberikan harapan baru bagi fans Barcelona.
Fans Barcelona tidak akan pernah lupa, sejarah klub asal Catalan ini selalu diwarnai sosok-sosok hebat dari negeri Belanda, yang mampu memberikan prestasi dan kebanggan bagi mereka.
Memberi kepercayaan kepada seorang "Dutch Man", seperti Ronald Koeman, memang seperti perjalanan napak tilas bagi Barcelona. Bagaimanapun juga, strategi dan taktik sepakbola yang dimainkan oleh Barcelona saat ini adalah turunan gaya bermain dari leluhurnya, klub Ajax Amsterdam yaitu gaya bermain Total Football.Â
Taktik inilah yang dibawa oleh Johan Cruyff ke Barcelona, mantan pemain dan salah satu pelatih paling sukses di Barcelona.
Pria Belanda yang yang bernama lengkap, Hendrik Johannes Cruyff inilah yang membawa filosofi permainan khas Belanda tersebut ke Barcelona kala didapuk sebagai pelatih pada tahun 1988. Cruyff sendiri dihadirkan di Barcelona ketika klub ini gagal menggondol Juara Liga Spanyol selama 2 musim berturut-turut, mirip dengan kondisi Barcelona saat ini.
Di Barcelona, Cruyff langsung menerapkan formasi permainan 4-3 -3, sesuai dengan filosofi total football, taktik yang didapatkannya di klub Ajax Amsterdam.
Dengan mengusung sepakbola menyerang nan agresif ini, Cruyff berhasil menciptakan "Super Team" yang mampu mengondol 6 trofi mayor bagi Barcelona di era kepelatihannya.Â
Keberadaan Johan Cruyff di Barcelona memang meninggalkan "legacy" yang sangat berharga dan tidak bisa dilupakan oleh fans Barcelona.Â
Selain mengubah mentalitas bermain Barcelona dengan mengenalkan tradisi permainan menyerang, Johan Cruyff lah yang menggagas pendirian akademi La Masia, akademi terkenal yang mampu menelurkan pemain-pemain hebat seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez dan lain-lain.
Sepeninggal Cruyff juga, ada fakta unik dan merupakan hukum tak tertulis yang berlaku di Barcelona dan juga berlaku di klub Ajax Amsterdam. Bagi siapapun yang ingin menjadi pelatih kedua tim ini, harus bisa beradaptasi dan menerapkan formasi 4-3-3, formasi khas total football. Kalau tidak mau, siap-siap saja, Sang pelatih harus menerima kritik pedas penggemar klub tersebut dan yang lebih berat, ancaman pemecatan dari direksi Klub.
Pelatih jenius sekelas Pep Guardiola sendiri mengakui bahwa gaya Tiki Taka yang diusungnya saat ini terinspirasi dari permainan Total Footballnya Johan Cruyyf di Barcelona.
Ronald Koeman
Sebagaimana lazimnya terjadi di klub sebesar Barcelona, kedatangan pria Belanda ini memang memang langsung menimbulkan pro dan kontra, sebagian menganggap Xavi Hernandez lebih cocok melatih Barcelona, bahkan kedatangan Ronald Koeman menjadi bahan perdebatan jelang pemilihan Presiden Barcelona.
Tetapi apapun itu, keputusan Direksi Barcelona menarik Ronald Koeman adalah bukti sahih keinginan kuat Barcelona mengembalikan era kejayaan Belanda di klub ini.
Ronald Koeman juga tidak boleh dianggap remeh, beliau punya seabrek pengalaman dan ilmu kepelatihan yang cukup untuk melatih Barcelona musim depan. Selain pengalaman melatih di berbagai klub, Koeman sendiri adalah mantan Kapten "Super Team" Barcelona yang berjaya di era kepelatihan Johan Cruyff.Â
Selain itu, kedekatan dan keterikatan Ronald Koeman dengan klub Barcelona, akan memudahkan mantan pelatih Southampton ini beradaptasi dengan lingkungan dan budaya klub kebanggan Catalan ini.
Nah, hal pertama yang harus dilakukan Koeman setibanya di Barcelona adalah membujuk Lionel Messi agar tetap bertahan di Barcelona. Dilihat dari sumbangsih dan peran untuk klub, Kapten Barcelona ini adalah elemen terpenting dan tak tergantikan di Barcelona. Selain itu, sepeninggal Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, Lionel Messi merupakan pemain paling senior di Barcelona, yang merupakan asli didikan akademi La Masia.Â
Apabila Ronald Koeman berhasil membujuk Lionel Messi untuk bertahan, ditambah pengalaman Ronald Koeman melatih di berbagai klub besar, sepertinya masa depan cerah menanti Koeman di Barcelona, dengan syarat Koeman tidak mengulangi kesalahan yang dibuat oleh pelatih Quique Setien, yang tidak pernah mencapai performa maksimal akibat kegagapan dalam menangani pemain bintang.
Bisa dipastikan, kamar ganti Barcelona di musim depan akan beraroma Belanda. Selain keberadaan Ronald Koeman dan Frankie de Jong, kabar terbaru menyebutkan, Koeman tertarik mendatangkan dua orang lagi pemain yang berasal dari Negeri Tulip.
Bienvenidos Meneer...
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H