Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Format Baru Liga Champions: Bertarung dengan Rasa Was-was

13 Agustus 2020   13:07 Diperbarui: 13 Agustus 2020   16:05 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nominal besaran hadiah uang peserta Liga Champion 2018-2021 (sumber : Panditfootbal.com)

Ada nuansa baru di Liga Champion musim ini. Federasi Sepakbola Eropa, UEFA akhirnya memutuskan perubahan format liga Champion. Mengutip media Kompas, seluruh pertandingan babak perempat final akan dilaksanakan dalam 1 leg.  

UEFA juga memutuskan Estadio Jose Alvalade Lisbon, kandang Sporting Lisbon  dan Stadium  of Light, kandang Benfica, yang kemungkinan besar menjadi tuan rumah seluruh pertandingan sampai dengan babak final.

Pandemi covid19 memang menciptakan dilema bagi UEFA,  antara membatalkan atau melanjutkan kompetisi paling prestisius di Benua Biru ini. Kedua opsi ini mempunyai konsekuensi dan implikasi negatif. 

Apabila dibatalkan UEFA harus siap menanggung  sanksi hak siar dan sponsor, nah yang lebih rumit lagi, bila kompetisi dilanjutkan, UEFA harus merumuskan prosedur pencegahan covid19.

Akhirnya, UEFA tidak memilih kedua opsi tersebut, UEFA membuat kebijakan moderat, dengan mengadopsi kedua opsi tersebut. Liga Champion tetap lanjut dengan penerapan prosedur covid19 yang ketat. 

Sangat ketat, buku panduannya saja sampai  31 halaman. Dan satu hal yang pasti, protokol pencegahan covid19 sangat berbeda dengan prosedur covid19 yang kita kenal. Harus beda dong, kan tidak mungkin pemain harus jaga jarak dan pakai masker dalam pertandingan....he.he.he.

Sebagai penikmat sepakbola, cukup aneh rasanya  melihat pertandingan Liga Champion, tanpa dihadiri penonton dan ritual perayaan gol seperti biasanya. 

Mungkin para fans sepakbola akan setuju bahwa pertandingan sepakbola tanpa penonton akan terasa hambar. Belum lagi disisi pemain, yang harus bertanding dengan rasa was-was terpapar virus ganas ini. 

Kemarin, media Inggris, BBC Sport memberitakan, Striker Atletico Madrid yang mencetak gol ketika menang melawan Liverpool, Andrea Correa dan bek sayap Sime Vrsaljko tidak bisa bermain di pertandingan dini hari nanti, RB Leipzig vs Atletico Madrid, karena positif terpapar covid19. Sangat menakutkan bukan?

Nominal besaran hadiah uang peserta Liga Champion 2018-2021 (sumber : Panditfootbal.com)
Nominal besaran hadiah uang peserta Liga Champion 2018-2021 (sumber : Panditfootbal.com)

Tetapi atmosfir sepakbola yang semakin komersil, memaksa UEFA mengambil kebijakan ini, tidak berbeda dengan kompetisi di negara Eropa lainnya. 

Meskipun korban terus bertambah ditambah maraknya protes dari pemain dan asosiasi pemain, pengambil kebijakan di sepakbola di Eropa tetap kukuh melanjutkan kompetisi. Memang harus diakui, banyak manusia dan bisnis yang mengantungkan hidupnya dari industri sepakbola.

Liga Champion salah satu industri besar di sektor ini, untuk hak siar saja saja, UEFA sudah mengikat kontrak dengan media penyiaran BT Sport dengan nominal yang fantastis, mencapai 1,34 milyar dollar sampai dengan tahun 2021, kalau dirupiahkan setara dengan 20 Triliun. Belum lagi dari pendapatan sponsor lainnya. Yang pasti klub, pemilik klub pasti dengan senang hati menyambut kebijakan UEFA ini, bagaimana pendapat para pemain.

Dalam industri ini, pemain memang menjadi pelaku yang paling beresiko terpapar corona. Tidak heran, bintang Manchester City, Raheem Sterling pernah mengungkapkan kekhawatirannya dengan  nasib pemain, staf medis dan official pertandingan apabila kompetisi dilanjutkan.

Selain pemain yang dihantui rasa was-was, kelanjutan Liga Champion juga akan membuat pusing para pelatih. Bagaimana tidak pusing, kebijakan pertandingan yang hanya satu leg, memaksa pelatih merubah strategi dan persiapan tim. 

Sudah lazim kita melihat tim yang berlaga di Liga Champion akan berusaha memaksimalkan peluang di laga kandang, dan berusaha bermain aman di laga tandang. 

Atletico Madrid adalah  contoh paling dekat, tim yang menerapkan taktik seperti itu, di Liga Champion musim ini, sebelum badai covid19 melanda, statistik mencatat,  Atletico Madrid mengalami 2 kali kekalahan di laga tandang untuk kemudian membalas kekalahan itu di laga kandang.

Nah, dengan format baru ini, para pelatih harus merubah strategi. Pertandingan pertama babak perempat final Liga Champion Atalanta melawan Paris Saint Germain (PSG) sudah membuktikannya, dalam pertandingan yang penuh drama ini, kedua tim mencatatkan banyak peluang. Atalanta mampu menciptakan 5 shoot on goal dan 6 shoot on goal di sisi PSG.

Bagaimanapun juga Liga Champion sudah diputuskan untuk dilanjutkan. Biarlahkanlah  pejabat UEFA, pemilik klub dan sponsor dengan kegirangannya dan disisi lain pemain, official pertandingan dan pelatih yang was-was dan pusing. Kita sebagai penonton, santai-santai aja kok, tinggal duduk depan layar sambil menikmati kopi dan cemilan.

Salam

Nikmati Ulasan dan prediksi pertandingan di laman donalprediction.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun