Tentu masih segar di ingatan, peristiwa beberapa tahun yang lalu, akibat informasi liar yang beredar, di beberapa daerah terjadi penolakan vaksinasi Rubella, tidak semua warga bersedia disuntik vaksin tersebut dan semua tahu bagaimana akhirnya, pada tahun 2018, Aman Bhakti Pulungan, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa kondisi penyebaran campak dan rubella di Indonesia terbilang darurat.Â
Bagaimanapun, penemuan vaksin covid19, merupakan kabar gembira yang sangat ditunggu oleh Indonesia, bahkan Dunia. Ganasnya penularan penyakit ini membuat penemuan vaksin, mungkin satu-satunya solusi yang dapat membuat situasi normal kembali.
Terkhusus di Indonesia, abainya masyarakat dengan  ajakan untuk hidup "New Normal" dan penerapan protokol pencegahan Covid19, membuat korban terus berjatuhan.
Di tengah makin banyaknya pasien terinfeksi, hasil uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac  sangat menentukan produksi vaksin kedepannya. Mengutip Harian Kompas ,uji klinis tahap 3, ditargetkan selesai di bulan Januari 2020. Tidak hanya sinovac,  kompetisi penemuan vaksin covid19 di seluruh dunia secepatnya menuai hasil.
Nah, mulai, sebaiknya Pemerintah dan Biofarma, mulai memikirkan prakondisi vaksinasi covid19 ini yaitu dengan melakukan sosialisasi tentang profil dan spesifikasi vaksin ini.
Jadi, pada saatnya, ketika uji vaksin sudah berhasil dan siap untuk diproduksi, vaksin covid19, dapat diterima dengan baik di masyarakat, tidak mendapat penolakan seperti halnya yang terjadi pada vaksin rubella. Ini perlu, karena kabar terakhir, sudah ada yang menuduh, China menjadikan warga Indonesia sebagai kambing percobaan vaksin covid ini. Seram ya....Â
Mumpung Vaksin Sinovac belum diberi nama, Perusahaan Biofarma dapat melabeli vaksin ini dengan nama yang netral, nama yang tidak mengundang kontroversi. Jangan sampai vaksin covid19, bernasib seperti klepon dan yang lain-lainnya. Dituduh macam-macam.......
Semoga uji klinis vaksin covid19 berjalan dengan baik dan secepatnya diproduksi.Â
SalamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H