Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mitigasi Konflik Ekonomi dengan Lingkungan di Danau Toba (1)

5 Agustus 2020   07:30 Diperbarui: 5 Agustus 2020   09:46 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Total Phosfat yang dihasilkan budidaya KJA (sumber : Rhode Island University) 

Dan seperti biasa, dan juga terjadi di seluruh dunia, selalu muncul kambing hitam yang dituduh sebagai aktor utama pencemaran lingkungan. Sayangnya di episode ini, yang muncul sebagai aktor utama adalah subsektor budidaya ikan di Keramba Jaring Apung -KJA-.

Total Phosfat yang dihasilkan budidaya KJA (sumber : Rhode Island University) 
Total Phosfat yang dihasilkan budidaya KJA (sumber : Rhode Island University) 

Hasil penelitian sementara menyimpulkan, budidaya ikan di KJA merupakan salah penyumbang terbesar polutan di Danau Toba. Dengan kesimpulan ini, Kementerian Lingkungan Hidup-pun  merespon dengan kebijakan pembatasan produksi budidaya ikan di KJA. 

Institusi ini menargetkan pengurangan produksi ikan yang bersumber dari Budidaya KJA  Danau Toba secara bertahap, selama 5 tahun, hingga menyentuh angka 10.000 ton/tahun. 

Jumlah produksi sebanyak 10.000 ton/tahun ini merupakan angka moderat,Kementerian Lingkungan hidup yakin  dengan total produksi yang direkomendasikan ini, baku mutu air Danau Toba tetap terjaga.

Ternyata, penerapan di lapangan tidak semudah yang diharapkan. Menilik dari sektor ekonomi, ternyata rekomendasi Kementerian Lingkungan, sangat berat untuk dilaksanakan. 

Mengutip laman Medanbisnisdaily.com, Total produksi ikan dari budidaya ikan di KJA tahun 2015 saja, sudah mencapai 85.000 ton, total produksi ini disumbang oleh Perusahaan Swasta dan masyarakat pembudidaya KJA. Terlihat, Total volume produksi KJA ini, sangat jompang dengan angka produksi yang direkomendasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Selain itu, ada fakta sahih yang muncul, ternyata, sektor perikanan adalah salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan di kawasan Danau Toba. Rilis data BPS Kabupaten Samosir, pada tahun 2014, sektor perikanan -subsektor budidaya KJA menjadi kontributor terbesar- menyumbang 9,2% dari total Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) di Kabupaten Samosir. 

Melihat kondisi ini, menimbulkan dilema bagi pemerintah, antara memilih sektor pariwisata yang menuntut kelestarian lingkungan, atau meninggalkan subsektor Budidaya Ikan di KJA yang sudah terbukti meningkatkan perekonomian dan taraf hidup warga yang berdiam di kawasan Danau Toba. Salam

Bersambung

Artikel berikutnya akan membahas sejarah KJA di Danau Toba, permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diharapkan. Ditunggu ya :-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun