Masalah Kementerian ini semakin bertambah, tenaga mengeluh kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dan keterlambatan pencairan insentif bagi tenaga medis. Menteri Kesehatan seharusnya malu melihat tingkat kematian tenaga medis Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.  Sampai dengan saat ini kementerian kesehatan belum punya solusi dalam penyediaan akses yang memadai bagi masyarakat miskin yang memerlukan pengujian (testing) gratis. Data terakhir yang dikeluarkan oleh worldometers.info,  tingkat penambahan kematian harian dan  pasien positif masih menunjukkan grafik peningkatan.
Indikator Ekonomi dan Kesehatan sudah menggambarkan kondisi yang memburuk, hal ini merupakan  warning kepada para pembantu Menteri agar tidak bersikap biasa saja, segera mengeksekusi program yang sudah direncanakan. Demi mempercepat eksekusi program, Presiden sudah mengambil langkah politik untuk melindungi para pengambil kebijakan dengan mengeluarkan Perppu.  Nah, sekarang bola di tangan para Menteri, masih ada tersisa waktu sampai Semester 2 tahun 2020 untuk membenahi kinerja. Kali ini Pak Jokowi sudah tidak main-main lagi, beliau tidak akan segan-segan melakukan reshuffle dan membubarkan lembaga. Para Menteri seharusnya belajar dari sejarah, Bos-nya adalah seorang  koppig, makin ngeyel makin keras.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H