Pandemi berkepanjangan, semua elemen mulai dari pemerintah hingga rakyat di negara ini bersimpul jari memohon pada Tuhan, untuk mengatasi covid 19 yang kian tak kunjung lenyap, mala makin bertambah banyak.
Mulai dari cara pelindung diri (pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat (PPKM). Masyarakat di himbau tetap di rumah, hingga semua aspek di rumahkan.
Pandemi membuat semua bidang terkendala, semisalnya “pendidikan”.
Pendidikan yang berperan penting mencerdaskan kehidupan bangsa di negeri ini mengalami perubahan akibat pandemi, sekolah dan kampus diliburkan.
Kini sekolah dan kampus tidak lagi mengadahkan proses pembelajaran di sekolah atau kampus, seperti biasanya, tapi melakukan proses pembelajaran melalui daring (online). Penyelenggaraan sistem pendidikan mengalami transformasi dalam berbagai lini kegiatan, termasuk kegiatan pembelajaran yang seluruhnya terpaksa berlangsung secara online.
Peserta didik terpaksa ikut proses pembelajaran semacam ini. Tentu pendidikan tetap bertahan dan berjalan, namun dapat diasumsikan bahwa program pendidikan terlaksana, namun tidak maksimal.
Dari proses pembelajaran daring tentu peserta didik, (mahasiswa dan siswa) akan mengalami ketergantungan ilmu pengetahuan, biasanya organisasi tempat pelarian mahasiswa untuk menambah wawasan. Kini semua dibatasi dilarang berkerumun, artinya nilai dari menggali pengetahuan adalah mencari sendiri, kemana dan kesiapa?.
Solusinya adalah “buku”, jadikanlah buku teman cerita, dan membaca adalah guru kesendirian. Kalau tak punya buku bisa pinjam pada teman, bisa juga membeli secara online, atau membaca secara online saja. Sebab banyak buku yang juga ketersediaan di online, bisa diakses.
Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut agar kita bisa mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita tahu sebelumnya, apalagi kita terkurung di masa pandemi.
Semakin banyak melakukan kegiatan membaca buku, maka akan semakin banyak kita mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang belum kita ketahui, serta dapat menambah jumlah kosakata yang bisa kita gunakan dalam kehidupan keseharian kita.
Hal ini tentu saja dapat membantu bagi kita untuk dapat mengartikulasikan, membantu menyampaikan pendapat dengan bahasa yang lugas, serta dapat menambah rasa percaya diri pada saat berbicara dengan orang lain.
Buku dapat memberikan andil untuk meningkatkan kualitas otak kita dalam proses mengingat, berbagai macam hal yang telah kita baca. Misalnya saja karakter, latar belakang, ambisi, sejarah, maupun berbagai macam unsur atau plot dari setiap alur cerita.
Setiap memori dapat membantu untuk menemba jalur otak serta memperkuatnya. Selain itu juga dengan melakukan kegiatan membaca dapat menstabilkan suasana hati seseorang.
Dengan bertambahnya kosakata yang kita miliki dari kegiatan membaca buku, otomatis dapat membantu kita untuk dapat membuat karya tulis sendiri dengan bahasa yang sebaik, atau bahkan bisa lebih baik dari apa yang telah kita baca sebelumnya.
Dimasa pandemi terkurung dan tak punya lawan bicara dan belajar. Tentu buku adalah solusinya.
Semangat dan terus membaca.
_(Donal Moraka)