Tahun demi tahun berlalu, si pemuda penganggur masih ada disana. Sesekali ia lupa, sesekali ia teringat kembali misinya untuk membunuh sang motivator yang tidak juga kesampaian hingga sekarang ini.Â
Ia bukan orang yang tidak mensyukuri nikmat sebesar ini. Berhubung ia adalah juga anak Tuhan, sama seperti miliaran penduduk lainnya, si pemuda tetap bertahan hidup. Layaknya pemuda lainnya.Â
Kini, si pemuda bahkan tidak bersemangat lagi mencari tahu tentang si motivator. Pikiran untuk membunuhnya pun tidak pernah singgah lagi.Â
Semua itu bermula sejak dia membaca catatan usang yang masih dia simpan waktu masih menghadiri kuliah filsafat, beberapa tahun lalu.
Sejenak dia linglung, ragu itu tulisannya atau bukan. Karena semua tulisannya menggunakan huruf kecil. Lalu ia tersenyum saat mengingat bahwa ia sengaja melakukannya sebagai simbol pemberontakan dirinya terhadap setiap tatanan yang ada. Dalam menulis, tatanan itu adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Maka untuk melawannya, ia hanya sudi menggunakan huruf kecil. Huruf kapital serasa mengingatkannya kembali pada hantu penguasa yang bahkan membagi remah nasinya pun tak sudi untuk mengenyangkan perut kosong budak beliannya.
Ia baca pelan-pelan isi catatannya itu. Awalnya dalam hati, semakin lama semakin kencang. Beruntung tetangga sudah pada tidur. Ia sempat terganggu oleh riuhnya gadis-gadis penghibur dari lokalisasi sebelah yang berbicara keras-keras. Mereka jelas kedengaran mabuk akibat menenggak minuman keras terlalu banyak, sebagai pelepas lelah dari bekerja seharian. Mengabdi pada para penguasa syahwat yang bahkan tak segan meminta uang kembalian.
Ia kemudian tersenyum kembali. Tak jadi marah. Sebab baginya, mereka juga senasib dengan dirinya.
Maka dia baca lagi catatan itu. Kali ini dengan lebih tegas.
mengapa motivator bisa hidup?
motivator bisa hidup karena anda sekarat.
motivator bisa hidup sukses karena suprastruktur dan infrastruktur kekuasaan kapitalis adalah kondusif bagi motivator untuk sukses.